Article Archive For Month : Mei 2025

Home > Archives for Mei 2025

Mengenal Museum: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Etika Berkunjung

<p style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW6aD8DtPSIvFDc8_TAbnPsctsnrFljza5epqhxSh2EGgJvuAw9m_jVOOOhvnQSZbXMVlcKECBRvpSjeyYV-ci23QmGFPnqZ_lOPvU8RtYz1QodmYoorUs00K5eWDOvhpxMPd32JZ64UGqCn-xW5iDNQfgfdtg9TSV1gmyJK7PpLiYzqk1tX8m7wa9Nl4/s574/aturan-di-museum.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="museum dan etika berkunjung" border="0" data-original-height="328" data-original-width="574" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW6aD8DtPSIvFDc8_TAbnPsctsnrFljza5epqhxSh2EGgJvuAw9m_jVOOOhvnQSZbXMVlcKECBRvpSjeyYV-ci23QmGFPnqZ_lOPvU8RtYz1QodmYoorUs00K5eWDOvhpxMPd32JZ64UGqCn-xW5iDNQfgfdtg9TSV1gmyJK7PpLiYzqk1tX8m7wa9Nl4/s16000/aturan-di-museum.jpg" title="ilustrasi" /></a></div><br /><p></p><p><br /></p><p>Museum merupakan tempat yang tidak hanya menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi juga menjadi jendela untuk memahami peradaban, budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan. </p><p><br /></p><p>Kunjungan ke museum bisa menjadi pengalaman edukatif sekaligus menyenangkan. Namun, penting juga untuk memahami etika saat berkunjung agar pengalaman ini tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi pelestarian koleksi dan kenyamanan pengunjung lainnya.</p><p><br /></p><h2 style="text-align: left;">1. Pengertian Museum</h2><p>Museum merupakan lembaga yang terbuka untuk umum, bertugas mengumpulkan, merawat, menyajikan, dan melestarikan warisan budaya masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk studi, penelitian, pendidikan, dan hiburan.</p><p><br /></p><p>Menurut International Council of Museums (ICOM), museum adalah lembaga permanen yang tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, serta memamerkan benda-benda yang berkaitan dengan jati diri manusia dan lingkungannya.</p><p><br /></p><p>Sementara itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya, guna menunjang pelestarian kekayaan budaya bangsa.</p><p><br /></p><h2 data-end="1418" data-start="1395"><strong data-end="1418" data-start="1398">2. Fungsi Museum</strong></h2><p data-end="1460" data-start="1420">Museum memiliki dua fungsi utama, yaitu:</p><h3 data-end="1491" data-start="1462">a. <strong data-end="1491" data-start="1469">Fungsi Pelestarian</strong></h3><p data-end="1586" data-start="1492">Museum berperan penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya dengan kegiatan seperti:</p><ul data-end="1795" data-start="1587">
<li data-end="1641" data-start="1587">
<p data-end="1641" data-start="1589"><strong data-end="1604" data-start="1589">Penyimpanan</strong>: Pengumpulan dan pencatatan koleksi.</p>
</li>
<li data-end="1710" data-start="1642">
<p data-end="1710" data-start="1644"><strong data-end="1657" data-start="1644">Perawatan</strong>: Pencegahan serta perbaikan kerusakan benda koleksi.</p>
</li>
<li data-end="1795" data-start="1711">
<p data-end="1795" data-start="1713"><strong data-end="1727" data-start="1713">Pengamanan</strong>: Perlindungan koleksi dari kerusakan oleh faktor alam atau manusia.</p>
</li>
</ul><h3 data-end="1836" data-start="1797">b. <strong data-end="1836" data-start="1804">Fungsi Informasi dan Edukasi</strong></h3><p data-end="1895" data-start="1837">Museum menyediakan informasi dan ilmu pengetahuan melalui:</p><p>

</p><ul data-end="2048" data-start="1896">
<li data-end="1961" data-start="1896">
<p data-end="1961" data-start="1898"><strong data-end="1912" data-start="1898">Penelitian</strong>: Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya.</p>
</li>
<li data-end="2048" data-start="1962">
<p data-end="2048" data-start="1964"><strong data-end="1977" data-start="1964">Penyajian</strong>: Pameran koleksi kepada masyarakat umum secara menarik dan informatif.</p>
</li>
</ul><p><br /></p><h2 data-end="2083" data-start="2055"><strong data-end="2083" data-start="2058">3. Jenis-Jenis Museum</strong></h2><p data-end="2147" data-start="2085">Museum di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan dua kategori:</p><h3 data-end="2179" data-start="2149">a. <strong data-end="2179" data-start="2156">Berdasarkan Koleksi</strong></h3><ul data-end="2364" data-start="2180">
<li data-end="2266" data-start="2180">
<p data-end="2266" data-start="2182"><strong data-end="2197" data-start="2182">Museum Umum</strong>: Menampilkan koleksi dari berbagai cabang seni, ilmu, dan teknologi.</p>
</li>
<li data-end="2364" data-start="2267">
<p data-end="2364" data-start="2269"><strong data-end="2286" data-start="2269">Museum Khusus</strong>: Fokus pada satu bidang tertentu, seperti museum tekstil atau museum militer.</p>
</li>
</ul><h3 data-end="2398" data-start="2366">b. <strong data-end="2398" data-start="2373">Berdasarkan Kedudukan</strong></h3><p>

</p><ul data-end="2635" data-start="2399">
<li data-end="2484" data-start="2399">
<p data-end="2484" data-start="2401"><strong data-end="2420" data-start="2401">Museum Nasional</strong>: Memiliki koleksi dari seluruh Indonesia dan bernilai nasional.</p>
</li>
<li data-end="2552" data-start="2485">
<p data-end="2552" data-start="2487"><strong data-end="2506" data-start="2487">Museum Provinsi</strong>: Menyimpan koleksi budaya dari satu provinsi.</p>
</li>
<li data-end="2635" data-start="2553">
<p data-end="2635" data-start="2555"><strong data-end="2571" data-start="2555">Museum Lokal</strong>: Fokus pada koleksi budaya daerah atau kabupaten/kota tertentu.</p>
</li>
</ul><p><br /></p><h2 style="text-align: left;">4. Aturan dan Etika Berkunjung ke Museum</h2><p>Mengunjungi museum tidak bisa sembarangan. Untuk menjaga ketertiban dan keamanan koleksi, serta kenyamanan bersama, berikut beberapa aturan dan etika penting:</p><p><br /></p><p></p><h3 data-end="2895" data-start="2851">1. <strong data-end="2895" data-start="2858">Jangan Berfoto dengan Lampu Kilat</strong></h3>
<p data-end="3058" data-start="2896">Menggunakan flash saat memotret bisa merusak karya seni, terutama lukisan atau artefak dengan bahan sensitif. Matikan lampu kilat kamera demi kelestarian koleksi.</p>
<h3 data-end="3105" data-start="3060">2. <strong data-end="3105" data-start="3067">Hindari Penggunaan Tongkat Swafoto</strong></h3>
<p data-end="3247" data-start="3106">Selfie stick bisa mengganggu pengunjung lain dan berisiko mengenai benda pameran. Banyak museum melarang penggunaannya demi keamanan koleksi.</p>
<h3 data-end="3281" data-start="3249">3. <strong data-end="3281" data-start="3256">Jangan Sentuh Koleksi</strong></h3>
<p data-end="3470" data-start="3282">Benda-benda di museum sangat rentan terhadap kerusakan. Sentuhan manusia, meski ringan, dapat mempercepat pelapukan. Patuhi rambu-rambu dan jangan menyentuh artefak, kecuali diperbolehkan.</p>
<h3 data-end="3512" data-start="3472">4. <strong data-end="3512" data-start="3479">Jangan Memotret Semua Koleksi</strong></h3>
<p data-end="3681" data-start="3513">Terlalu sibuk mengambil foto bisa membuat kita lupa menikmati keunikan koleksi. Pilihlah beberapa objek favorit untuk difoto, lalu nikmati sisanya dengan mata dan hati.</p>
<h3 data-end="3716" data-start="3683">5. <strong data-end="3716" data-start="3690">Perhatikan Waktu Tutup</strong></h3>
<p data-end="3842" data-start="3717">Museum memiliki jadwal operasional yang berbeda-beda. Ketahui jam tutup dan hari libur museum agar kunjungan tidak terganggu.</p>
<h3 data-end="3878" data-start="3844">6. <strong data-end="3878" data-start="3851">Datangi Koleksi Terbaik</strong></h3>
<p data-end="4068" data-start="3879">Setiap museum biasanya memiliki koleksi unggulan, seperti lukisan Monalisa di Museum Louvre atau harta karun Tek Sing di Museum Nasional. Cari tahu sebelumnya agar kunjungan lebih maksimal.</p>
<h3 data-end="4098" data-start="4070">7. <strong data-end="4098" data-start="4077">Cari Tiket Diskon</strong></h3>
<p data-end="4261" data-start="4099">Beberapa museum menyediakan tiket masuk dengan harga khusus, terutama jika dipesan secara daring atau untuk jam tertentu. Manfaatkan informasi ini untuk berhemat.</p>
<h3 data-end="4309" data-start="4263">8. <strong data-end="4309" data-start="4270">Cari Informasi tentang Event Khusus</strong></h3>
<p data-end="4508" data-start="4310">Museum sering menyelenggarakan pameran temporer, diskusi budaya, atau pertunjukan multimedia yang sayang untuk dilewatkan. Informasi ini biasanya tersedia di situs resmi museum atau media sosialnya.</p><br /><p></p><p>Museum bukan hanya tempat menyimpan artefak, tetapi juga ruang belajar, refleksi sejarah, dan hiburan berkualitas. </p><p>Dengan memahami fungsi dan jenis-jenis museum, serta mengikuti aturan saat berkunjung, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga membantu menciptakan suasana yang menyenangkan dan edukatif bagi semua pengunjung. </p><p>Mari jadikan kunjungan ke museum sebagai pengalaman yang berkesan dan bertanggung jawab.</p>

Museum merupakan tempat yang tidak hanya menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi juga menjadi jendela untuk memahami peradaban, budaya, dan...

Mengenal Museum Muhammadiyah: Menyusuri Jejak Sejarah Organisasi Islam Besar di Indonesia

<br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />

<p>Sejarah panjang Muhammadiyah kini diabadikan dalam Museum Muhammadiyah yang terletak di Kompleks Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta. </p><p><br /></p><p>Museum ini diresmikan pada 14 November 2022 dan berdiri di atas lahan seluas 2.800 meter persegi. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, berharap museum ini dapat menjadi pintu masuk untuk memahami sejarah sekaligus arah masa depan Muhammadiyah.</p><p><br /></p><p>Pada awal Februari 2025, Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi membuka Ruang Pameran baru di museum tersebut. </p>

<p>Ruang ini dirancang dengan teknologi informasi modern untuk menyampaikan perjalanan Muhammadiyah secara menarik, mencerahkan, dan menghibur. </p><p><br /></p><p>Museum Muhammadiyah juga mengedepankan inklusivitas dengan konsep yang ramah bagi anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.</p><p><br /></p><p>Meskipun mulai dibangun sejak 2017, museum ini baru beroperasi pada 2022, dan ruang pameran barunya baru ditambahkan belakangan. Sebelum kamu berkunjung, simak informasi penting berikut ini!</p><p><br /></p><h3 data-end="1846" data-start="1809">1. <strong data-end="1846" data-start="1816">Lokasi Museum Muhammadiyah</strong></h3><p data-end="2086" data-start="1848">Museum Muhammadiyah berada di <strong data-end="1922" data-start="1878">Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD)</strong>, Yogyakarta. </p><p data-end="2086" data-start="1848"><br /></p><p data-end="2086" data-start="1848">Letaknya sangat strategis, hanya sekitar <strong data-end="1987" data-start="1977">5,4 km</strong> dari pusat kota Yogyakarta atau sekitar <strong data-end="2043" data-start="2028">15–20 menit</strong> perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.</p>

<p data-end="2192" data-start="2088">Museum ini juga mudah diakses menggunakan transportasi umum Trans Jogja. Beberapa halte terdekat adalah:</p><ul data-end="2377" data-start="2193">
<li data-end="2282" data-start="2193">
<p data-end="2282" data-start="2195"><strong data-end="2223" data-start="2195">TPB UAD Ringroad Selatan</strong>, hanya berjarak sekitar 550 meter (3 menit berjalan kaki).</p>
</li>
<li data-end="2377" data-start="2283">
<p data-end="2377" data-start="2285"><strong data-end="2315" data-start="2285">TPB UAD Ringroad Selatan 2</strong>, sedikit lebih jauh, sekitar 1,3 km (18 menit berjalan kaki).</p>
</li>
</ul><p>

</p><p data-end="2480" data-start="2379"><strong data-end="2398" data-start="2379">Alamat lengkap:</strong><br data-end="2401" data-start="2398" />
<em data-end="2480" data-start="2401">Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.</em></p><p><br /></p><h3 data-end="2535" data-start="2487">2. <strong data-end="2535" data-start="2494">Jam Operasional dan Harga Tiket Masuk</strong></h3><p data-end="2704" data-start="2537">Museum Muhammadiyah menyajikan koleksi sejarah melalui presentasi yang edukatif dan komunikatif. Untuk masuk, pengunjung dikenakan biaya tiket sesuai kategori berikut:</p><ul data-end="2988" data-start="2706">
<li data-end="2770" data-start="2706">
<p data-end="2770" data-start="2708"><strong data-end="2729" data-start="2708">Pelajar/Mahasiswa</strong>: Rp30.000 (diskon 30% untuk rombongan)</p>
</li>
<li data-end="2841" data-start="2771">
<p data-end="2841" data-start="2773"><strong data-end="2800" data-start="2773">Masyarakat Muhammadiyah</strong>: Rp30.000 (diskon 10% untuk rombongan)</p>
</li>
<li data-end="2864" data-start="2842">
<p data-end="2864" data-start="2844"><strong data-end="2852" data-start="2844">Umum</strong>: Rp30.000</p>
</li>
<li data-end="2919" data-start="2865">
<p data-end="2919" data-start="2867"><strong data-end="2878" data-start="2867">PAUD/TK</strong>: Rp30.000 (diskon 50% untuk rombongan)</p>
</li>
<li data-end="2988" data-start="2920">
<p data-end="2988" data-start="2922"><strong data-end="2932" data-start="2922">Gratis</strong>: Anak usia di bawah 2 tahun dan penghuni panti asuhan</p></li></ul><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />

<p></p><p data-end="3147" data-start="2990"><strong data-end="3010" data-start="2990">Jam operasional:</strong><br data-end="3013" data-start="3010" /><br /></p><p data-end="3147" data-start="2990">
Senin–Sabtu, pukul <strong data-end="3051" data-start="3032">09.00–16.00 WIB</strong> (kunjungan terakhir pukul 15.00 WIB).<br data-end="3092" data-start="3089" />
Museum <strong data-end="3108" data-start="3099">tutup</strong> setiap Minggu dan hari libur nasional.</p><p><br /></p><h3 data-end="3196" data-start="3154">3. <strong data-end="3196" data-start="3161">Syarat dan Ketentuan Berkunjung</strong></h3><p data-end="3256" data-start="3198">Sebelum berkunjung, perhatikan beberapa ketentuan berikut:</p><p>

</p><ul data-end="3628" data-start="3258">
<li data-end="3393" data-start="3258">
<p data-end="3393" data-start="3260">Tiket dibeli melalui situs resmi: <a data-end="3356" data-start="3294" href="https://museum.muhammadiyah.or.id" rel="noopener" target="_new">museum.muhammadiyah.or.id</a>, dan konfirmasi dilakukan via email.</p>
</li>
<li data-end="3429" data-start="3394">
<p data-end="3429" data-start="3396">Dilarang menyentuh objek pameran.</p>
</li>
<li data-end="3514" data-start="3430">
<p data-end="3514" data-start="3432">Tidak diperkenankan membawa alat bantu foto seperti tripod, monopod, atau tongsis.</p>
</li>
<li data-end="3565" data-start="3515">
<p data-end="3565" data-start="3517">Tas besar harus dititipkan di loket penyimpanan.</p>
</li>
<li data-end="3628" data-start="3566">
<p data-end="3628" data-start="3568">Wajib mematuhi protokol kesehatan dan keamanan yang berlaku.</p>
</li>
</ul><p><br /></p><h3 data-end="3682" data-start="3635">4. <strong data-end="3682" data-start="3642">Koleksi di Dalam Museum Muhammadiyah</strong></h3><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSIWQNTGgCjEhVn1PN6ZAHesmGkHl0uwrfkcw&s" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="168" data-original-width="300" height="358" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSIWQNTGgCjEhVn1PN6ZAHesmGkHl0uwrfkcw&s" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ruangan di Museum Muhammadiyah (Bantulkab.go.id</i>)</td></tr></tbody></table><br /><p data-end="3922" data-start="3684" style="text-align: center;"><br /></p><p data-end="3922" data-start="3684">Museum Muhammadiyah menyimpan lebih dari <strong data-end="3753" data-start="3725">2.800 koleksi bersejarah</strong> yang mendokumentasikan perjalanan organisasi sejak berdiri pada tahun 1912. Museum ini memiliki gedung seluas sekitar 1.200 meter persegi dan terdiri dari empat lantai:</p><ul data-end="4093" data-start="3924">
<li data-end="3978" data-start="3924">
<p data-end="3978" data-start="3926"><strong data-end="3938" data-start="3926">Lantai 1</strong>: Menyajikan historiografi Muhammadiyah.</p>
</li>
<li data-end="4015" data-start="3979">
<p data-end="4015" data-start="3981"><strong data-end="3993" data-start="3981">Lantai 2</strong>: Ruang pamer tematik.</p>
</li>
<li data-end="4093" data-start="4016">
<p data-end="4093" data-start="4018"><strong data-end="4034" data-start="4018">Lantai 3 & 4</strong>: Digunakan untuk kegiatan tambahan dan pengelolaan museum.</p>
</li>
</ul><p data-end="4138" data-start="4095"><br /></p>

<p data-end="4138" data-start="4095">Beberapa koleksi menarik yang bisa ditemui:</p><p>

</p><ul data-end="4567" data-start="4140">
<li data-end="4175" data-start="4140">
<p data-end="4175" data-start="4142"><strong data-end="4173" data-start="4142">Mesin cetak awal abad ke-20</strong></p>
</li>
<li data-end="4208" data-start="4176">
<p data-end="4208" data-start="4178"><strong data-end="4206" data-start="4178">Mimbar tablig tahun 1928</strong></p>
</li>
<li data-end="4250" data-start="4209">
<p data-end="4250" data-start="4211"><strong data-end="4248" data-start="4211">Ranjang klinik Sehat Muhammadiyah</strong></p>
</li>
<li data-end="4414" data-start="4251">
<p data-end="4414" data-start="4253"><strong data-end="4278" data-start="4253">Replika Kapal Misphil</strong> sepanjang hampir tiga meter, yang merepresentasikan kapal haji yang digunakan sekitar tahun 1903–1905, termasuk oleh KH Ahmad Dahlan.</p>
</li>
<li data-end="4567" data-start="4415">
<p data-end="4567" data-start="4417"><strong data-end="4467" data-start="4417">Keris pemberian Sri Sultan Hamengku Buwono VII</strong> kepada KH Sudjak, tokoh yang mendirikan Penolong Kesengsaraan Umum (PKU) Muhammadiyah pada 1920-an.</p></li></ul><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRkBUXXaBfNL_b-j0WrjVOyY5VoCAAELuAKwOwARCrjhOSu4QWw2rwQ6ly6uZgt1pjQ2DM&usqp=CAU" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="259" height="480" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRkBUXXaBfNL_b-j0WrjVOyY5VoCAAELuAKwOwARCrjhOSu4QWw2rwQ6ly6uZgt1pjQ2DM&usqp=CAU" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Salah satu koleksi museum Muhammadiyah, replikasi kapal Misphil (Pdmkotametro.org)</i></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: center;"><br /></div>

<div><br /></div><div><div>Museum ini juga menyajikan informasi tentang kontribusi organisasi Aisyiyah dalam memperjuangkan hak perempuan serta peran Muhammadiyah dalam pendidikan dan kesehatan.</div><div><br /></div><div>Desain interior museum yang serba putih dan elegan memberikan nuansa modern dan nyaman untuk pengunjung dari berbagai usia. </div><div><br /></div><div>Dengan tampilan interaktif dan narasi edukatif, kunjungan ke Museum Muhammadiyah dijamin tidak membosankan!</div></div><div><br /></div><div>Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam tentang Muhammadiyah—baik sejarahnya, kiprahnya di masyarakat, hingga kontribusinya di berbagai bidang—Museum Muhammadiyah adalah destinasi yang tepat untuk dikunjungi.</div><br />

Gedung Museum Muhammadiyah di Yogyakarta (via Idntimes.com) Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang tela...

Panduan Lengkap Ke Museum Kebangkitan Nasional: Menelusuri Jejak Kebangkitan Bangsa

<p>Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta bukan sekadar bangunan tua; ia adalah saksi bisu kelahiran kekuatan nasionalisme modern Indonesia. </p><p>Terletak di bekas Gedung STOVIA—kampus kedokteran bumiputra pada masa kolonial—museum ini mengajak pengunjung memahami semangat perjuangan, pemikiran para tokoh besar, dan riwayat bersejarah yang melatari lahirnya kesadaran nasional.</p><p>Berikut sejumlah informasi penting bagi pengunjung Museum Kebangkitan Nasional Jakarta :</p>

<h3 data-end="510" data-start="490">Daya Tarik Utama Museum</h3><p>
</p><ul data-end="1207" data-start="511">
<li data-end="742" data-start="511">
<p data-end="742" data-start="513"><strong data-end="546" data-start="513">Tempat Kelahiran Boedi Oetomo</strong><br data-end="549" data-start="546" />
Museum ini menandai momen penting 20 Mei 1908, saat sembilan pelajar STOVIA mendirikan Boedi Oetomo, organisasi pergerakan modern pertama di Indonesia.</p>
</li>
<li data-end="1012" data-start="743">
<p data-end="1012" data-start="745"><strong data-end="793" data-start="745">Koleksi Artefak Medis dan Pakaian Bersejarah</strong><br data-end="796" data-start="793" />
Deretan instrumen kedokteran kuno, pakaian semi-tradisional pelajar STOVIA, hingga diorama pertempuran semu memukau siapa saja yang menyukai sejarah dan estetika masa lampau.</p>
</li>
<li data-end="1207" data-start="1013">
<p data-end="1207" data-start="1015"><strong data-end="1055" data-start="1015">Ruang Perjuangan dan Inspirasi Tokoh</strong><br data-end="1058" data-start="1055" />
Zona pameran menampilkan pemikiran HOS Tjokroaminoto, Soekarno, maupun Ki Hadjar Dewantara, memperkuat pemahaman tentang akar kebangkitan nasional.</p></li></ul><p><br /></p><p data-end="1285" data-start="1010"><strong data-end="1049" data-start="1010">Keramaian pada Peringatan Harkitnas</strong><br data-end="1052" data-start="1049" /><br /></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/njshIQxPsWcfn37bDHOyhqLpKFg=/1231x710/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5225865/original/042171400_1747719808-20250520-Museum_Kebangkitan_Nasional-HER_8.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="710" data-original-width="1231" height="369" src="https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/njshIQxPsWcfn37bDHOyhqLpKFg=/1231x710/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5225865/original/042171400_1747719808-20250520-Museum_Kebangkitan_Nasional-HER_8.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Seorang pelajar tengah mengamati salah satu koleksi museum (Liputan6.com)</i></td></tr></tbody></table><p data-end="1285" data-start="1010" style="text-align: left;"><br /></p>

<p data-end="1285" data-start="1010">
Setiap 20 Mei, segenap bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Bertepatan dengan Harkitnas ke-117 tahun 2025, Museum Kebangkitan Nasional kerap dipadati rombongan pelajar dari berbagai sekolah. Mereka datang untuk:</p><ol data-end="1522" data-start="1286">
<li data-end="1350" data-start="1286">
<p data-end="1350" data-start="1289">Mengikuti <strong data-end="1319" data-start="1299">educational tour</strong> yang dipandu pegawai museum.</p>
</li>
<li data-end="1421" data-start="1351">
<p data-end="1421" data-start="1354">Menyelami kembali kisah berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.</p>
</li>
<li data-end="1522" data-start="1422">
<p data-end="1522" data-start="1425">Berpartisipasi dalam <strong data-end="1469" data-start="1446">lomba cerdas cermat</strong> dan workshop singkat tentang pergerakan kemerdekaan.</p>
</li>
</ol><p>

</p><p data-end="1690" data-is-last-node="" data-is-only-node="" data-start="1524">Momen ini menjadikan museum bukan hanya tujuan wisata sejarah, tetapi juga ruang interaktif bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat semangat kebangkitan bangsa.</p><p><br /></p><h3 data-end="1261" data-start="1214">Sejarah Singkat Museum Kebangkitan Nasional</h3><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://asset.kompas.com/crops/CHg0Zc1Czp30oNAiV0rnXHa4hhI=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2022/08/17/62fc94a1cbe33.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="750" height="427" src="https://asset.kompas.com/crops/CHg0Zc1Czp30oNAiV0rnXHa4hhI=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2022/08/17/62fc94a1cbe33.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Patung para tokoh pelajar STOVIA saat pembentukan Organisasi Budi Utomodi ruang anatomi Gedung STOVIA, yang saat ini jadi Museum Kebangkitan Nasional (Kompas.com)</i></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: center;"><br /></div>

<div><div>Museum Kebangkitan Nasional bersemayam dalam bangunan megah peninggalan kolonial Belanda—bekas Gedung STOVIA—yang sejak awal memancarkan aura ilmiah dan kebangkitan. </div><div><br /></div><div>Pada akhir abad ke-19, atas prakarsa Direktur Sekolah Dokter Jawa, Dr. H.F. Roll, bersama dermawan perkebunan PW Janssen, J. Nienhuys, dan H.C. van den Honert, pondasi bangunan setinggi 10 meter itu mulai dibangun pada 1899. </div><div><br /></div><div>Dua tahun kemudian, pada Maret 1902, gedung bergaya Neo-Renaissance ini diresmikan sebagai School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA), sekolah kedokteran bumiputra pertama di Hindia Belanda, yang mencetak dokter-dokter pribumi untuk mengabdi di seluruh nusantara.</div><div><br /></div>
  
  
  <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
  
  
  <div><br /></div><div>Seiring pertumbuhan STOVIA, gedung ini menjadi saksi bisu lahirnya organisasi kebangsaan modern. Pada 20 Mei 1908, sembilan pelajar STOVIA mengikrarkan berdirinya Boedi Oetomo di salah satu aula gedung, menandai titik balik kesadaran nasional. </div><div><br /></div><div>Meski pada 1920 kegiatan akademik dipindahkan ke Salemba, gedung tua ini tetap berdenyut dengan aktivitas pergerakan: tempat asrama pelajar, pangkalan MULO/AMS, hingga penjara bagi tawanan semasa pendudukan Jepang. </div><div><br /></div><div>Setelah masa hening pascakemerdekaan, pada 6 April 1973 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memulai proses pemugaran, dan setahun kemudian Presiden Soeharto meresmikan Gedung Kebangkitan Nasional pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 1974.</div><div><br /></div>
  
  
  <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
  
  
  <div><br /></div><div>Pada 7 Februari 1984, empat museum kecil—Budi Utomo, Kesehatan, Pers, dan Wanita—dilebur menjadi satu kesatuan Museum Kebangkitan Nasional. </div><div><br /></div><div>Kini, ribuan artefak menghuni ruang-ruang tematik: replika ruang kelas, laboratorium, kantin, serta diorama para pelajar STOVIA berpakaian semi-tradisional; perlengkapan medis seperti pisau bedah dan model anatomi; foto-foto dan lukisan perjuangan; miniatur kapal pinisi; serta koleksi jam antik, perabot era kolonial, dan senjata tradisional.</div><div><br /></div><div>Memasuki 2025, Museum Kebangkitan Nasional kian memperkaya pengalaman pengunjung dengan berbagai inisiatif modern. Layanan virtual tour interaktif kini memungkinkan siapa saja mengeksplorasi seluruh sudut museum secara daring, lengkap dengan narasi audio dan tampilan 360°.</div><div><br /></div><div>Di dunia nyata, pameran “Lukisan Dua Negeri: Harmoni Budaya Indonesia–Jepang” (26–30 April 2025) menampilkan lebih dari 50 karya seniman dari kedua negara, merayakan persahabatan melalui seni rupa.</div><div><br /></div>
  
  
  <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
  
  
  
  <div><br /></div><div>Selanjutnya, rangkaian acara Pekan Hari Kebangkitan Nasional (20–31 Mei 2025) memamerkan 85 lukisan karya 60 seniman penyandang disabilitas dari komunitas Outsider Art dan Sekolah Darurat Kartini, sekaligus workshop tari, wayang potehi, dan lomba cerdas cermat untuk pelajar.</div><div><br /></div><div>Dengan memadukan jejak sejarah yang kaya dan sentuhan inovasi digital, Museum Kebangkitan Nasional tak hanya memelihara warisan masa lalu, tetapi juga menghidupkan semangat kebangkitan dalam konteks zaman sekarang. </div><div><br /></div><div>Kunjungan ke museum ini—baik secara langsung maupun virtual—membuka jendela baru untuk memahami perjalanan bangsa dan menumbuhkan inspirasi bagi generasi penerus.</div><div><br /></div></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://statik.tempo.co/data/2019/03/24/id_828996/828996_720.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="414" data-original-width="720" height="368" src="https://statik.tempo.co/data/2019/03/24/id_828996/828996_720.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ruang STOVIA di Museum Kebangkitan Nasional (Tempo.co)</i></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: left;"><br /></div>

<div><br /></div><p>
</p><ol data-end="2231" data-start="1262">
<li data-end="1442" data-start="1262">
<p data-end="1442" data-start="1265"><strong data-end="1299" data-start="1265">Pembangunan Gedung (1899–1901)</strong><br data-end="1302" data-start="1299" />
Dirintis atas prakarsa dokter H.F. Roll dan didukung pengusaha Belanda, gedung bergaya Neo-Renaissance ini selesai pada September 1901.</p>
</li>
<li data-end="1611" data-start="1443">
<p data-end="1611" data-start="1446"><strong data-end="1486" data-start="1446">Fungsi Kampus Kedokteran (1902–1920)</strong><br data-end="1489" data-start="1486" />
Diresmikan sebagai School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) pada Maret 1902 untuk mencetak dokter pribumi.</p>
</li>
<li data-end="1829" data-start="1612">
<p data-end="1829" data-start="1615"><strong data-end="1654" data-start="1615">Pemindahan dan Transisi (1920–1945)</strong><br data-end="1657" data-start="1654" />
Pada Juli 1920, kegiatan akademik STOVIA dipindahkan ke Salemba, sementara gedung ini menjadi asrama, sekolah MULO/AMS, hingga tempat tahanan selama pendudukan Jepang. </p><br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
  
  
</li>
<li data-end="2015" data-start="1830">
<p data-end="2015" data-start="1833"><strong data-end="1871" data-start="1833">Pengakuan Cagar Budaya (1973–1974)</strong><br data-end="1874" data-start="1871" />
Pemerintah DKI memugar gedung pada April 1973, dan pada 20 Mei 1974, Presiden Suharto meresmikannya sebagai Gedung Kebangkitan Nasional.</p>
</li>
<li data-end="2231" data-start="2016">
<p data-end="2231" data-start="2019"><strong data-end="2046" data-start="2019">Peresmian Museum (1984)</strong><br data-end="2049" data-start="2046" />
Empat museum kecil digabung menjadi Museum Kebangkitan Nasional pada 7 Februari 1984, di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. </p></li></ol><p><br /></p><h3 data-end="2258" data-start="2238">Koleksi Unggulan</h3><p data-end="2311" data-start="2259">Museum ini memamerkan <strong data-end="2298" data-start="2281">2.042 koleksi</strong>, meliputi:</p>

<p>

</p><ul data-end="2699" data-start="2312">
<li data-end="2376" data-start="2312">
<p data-end="2376" data-start="2314">Replika ruang kelas, laboratorium, kantin, dan asrama STOVIA</p>
</li>
<li data-end="2429" data-start="2377">
<p data-end="2429" data-start="2379">Perabot antik dan jam dinding era Hindia Belanda</p>
</li>
<li data-end="2500" data-start="2430">
<p data-end="2500" data-start="2432">Perlengkapan medis seperti pisau bedah, gunting, dan model anatomi</p>
</li>
<li data-end="2553" data-start="2501">
<p data-end="2553" data-start="2503">Foto, peta, diorama, miniatur kapal Bugis pinisi</p>
</li>
<li data-end="2605" data-start="2554">
<p data-end="2605" data-start="2556">Ruang perpustakaan dengan ribuan buku anak-anak</p>
</li>
<li data-end="2699" data-start="2606">
<p data-end="2699" data-start="2608">Ruang memorial Budi Utomo yang sarat kutipan historis</p></li></ul><p style="text-align: left;"><br /></p><h3 data-end="2718" data-start="2706">Jam Buka Museum Kebangkitan Nasional</h3><div style="text-align: center;">xxxxxxxxxzzzzzzzzzz</div>

<p>
</p><ul data-end="2836" data-start="2719">
<li data-end="2757" data-start="2719">
<p data-end="2757" data-start="2721"><strong data-end="2739" data-start="2721">Selasa–Minggu:</strong> 08.00–16.00 WIB</p>
</li>
<li data-end="2836" data-start="2758">
<p data-end="2836" data-start="2760"><strong data-end="2792" data-start="2760">Senin & Hari Libur Nasional:</strong> Tutup </p></li></ul><p><br /></p>

<p>Khusus untuk pengunjung rombongan, seperti kunjungan sekolah, sebaik mengirim pemberitahuan/surat sekurangnya H-3 ke pihak museum sebelum datang.</p><p>Hal ini bertujuan untuk memudahkan pihak museum menyambut pengunjung dengan layanan lebih maksimal.</p><p><br /></p><h3 data-end="2864" data-start="2843">Harga Tiket Masuk</h3><p>
</p><ul data-end="3095" data-start="2865">
<li data-end="2898" data-start="2865">
<p data-end="2898" data-start="2867"><strong data-end="2881" data-start="2867">Anak-anak (3-12 tahun):</strong> Rp 3.000/orang</p>
</li>
<li data-end="3095" data-start="2899">
<p data-end="3095" data-start="2901"><strong data-end="2912" data-start="2901">Dewasa:</strong> Rp 5.000/orang</p></li><li data-end="3095" data-start="2899"><p data-end="3095" data-start="2901">WNA (anak dan dewasa) : Rp 25.000/orang</p></li></ul><p style="text-align: left;"><br /></p>

<p style="text-align: left;">Untuk pembelian tiket masuk hanya melayani pembayaran non-tunai melalui QRIS, dompet digital, atau aplikasi pembayaran lainnya.</p><p style="text-align: left;"><br /></p><p style="text-align: left;"><br /></p><h2 style="text-align: left;">Lokasi Dan Akses Menuju Museum Kebangkitan Nasional</h2><p data-end="87" data-start="0"><br data-end="13" data-start="10" />
Museum Kebangkitan Nasional berada di jantung Jakarta Pusat, tepatnya di</p><blockquote data-end="157" data-start="88">
<p data-end="157" data-start="90"><strong data-end="155" data-start="90">Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh No. 26, Senen, Jakarta Pusat 10410</strong></p>
</blockquote><p>

</p><p data-end="296" data-start="159">Bangunan bersejarah ini mudah dikenali dengan fasad Neo-Renaissance-nya yang menjulang, bekas gedung sekolah kedokteran bumiputra STOVIA.</p><p data-end="296" data-start="159">Museum ini berlokasi di kawasan yang cukup strategis dan mudah diakses. </p><p data-end="296" data-start="159"><br /></p><h3 style="text-align: left;"><strong data-end="326" data-start="303">Akses Menuju Museum</strong></h3><p data-end="328" data-start="303"><span data-end="326" data-start="303">Untuk menuju lokasi museum Kebangkitan Nasional, pengunjung dapat menggunakan sejumlah moda transportasi, baik umum maupun pribadi.</span></p><p data-end="328" data-start="303"><span data-end="326" data-start="303"><br /></span></p><p>
</p><ul data-end="1003" data-start="329">
<li data-end="479" data-start="329">
<p data-end="479" data-start="331"><strong data-end="352" data-start="331">KRL Commuter Line</strong><br data-end="355" data-start="352" />
• Turun di <strong data-end="386" data-start="368">Stasiun Juanda</strong> (jarak ±800 m) atau <strong data-end="425" data-start="407">Stasiun Gambir</strong> (±1,3 km), kemudian jalan kaki sekitar 10–15 menit.</p>
</li>
<li data-end="613" data-start="480">
<p data-end="613" data-start="482"><strong data-end="498" data-start="482">TransJakarta</strong><br data-end="501" data-start="498" />
• Koridor 2 (Pulo Gadung–Harmoni) turun di Halte <strong data-end="567" data-start="552">Pasar Senen</strong> atau <strong data-end="583" data-start="573">Juanda</strong>, lalu jalan kaki 5–7 menit.</p>
</li>
<li data-end="740" data-start="614">
<p data-end="740" data-start="616"><strong data-end="637" data-start="616">Bus Kota/Mikrolet</strong><br data-end="640" data-start="637" />
• Mikrolet rute <strong data-end="669" data-start="658">K3A/K3B</strong> (Juanda–Bintaro), <strong data-end="695" data-start="688">P14</strong> (Agung Raya–Juanda)—turun di depan Museum.</p>
</li>
<li data-end="866" data-start="741">
<p data-end="866" data-start="743"><strong data-end="766" data-start="743">Ojek Online & Taksi</strong><br data-end="769" data-start="766" />
• Akses mudah melalui aplikasi: masukkan “Museum Kebangkitan Nasional, Senen” sebagai tujuan.</p>
</li>
<li data-end="1003" data-start="867">
<p data-end="1003" data-start="869"><strong data-end="890" data-start="869">Kendaraan Pribadi</strong><br data-end="893" data-start="890" />
• Tersedia area parkir terbatas di halaman samping, serta sejumlah lahan parkir di Jalan Abdul Rahman Saleh.</p></li></ul><p style="text-align: left;"><br /></p><h3 style="text-align: left;">Transportasi Umum Lebih Disarankan</h3><p data-end="527" data-start="140">Meskipun pengunjung memiliki kendaraan pribadi, pihak Museum Kebangkitan Nasional menyarankan agar datang menggunakan transportasi umum. </p><p data-end="527" data-start="140">Hal ini dikarenakan keterbatasan lahan parkir di area museum yang langsung berhadapan dengan jalan raya utama. </p>

<p data-end="739" data-start="529">Bagi yang menggunakan <strong data-end="711" data-start="690">transportasi umum</strong>, tersedia beberapa pilihan:</p><ul data-end="1155" data-start="741">
<li data-end="873" data-start="741">
<p data-end="873" data-start="743"><strong data-end="764" data-start="743">KRL Commuter Line</strong>: Turun di Stasiun Gondangdia atau Stasiun Senen, lalu melanjutkan perjalanan dengan ojek online atau angkot.</p>
</li>
<li data-end="1020" data-start="874">
<p data-end="1020" data-start="876"><strong data-end="892" data-start="876">TransJakarta</strong>: Naik koridor 2 (Pulogadung – Harmoni) dan turun di Halte Senen atau Halte Kwitang, kemudian berjalan kaki sekitar 10–15 menit.</p>
</li>
<li data-end="1155" data-start="1021">
<p data-end="1155" data-start="1023"><strong data-end="1051" data-start="1023">Bus umum atau Mikrotrans</strong>: Tersedia banyak rute yang melewati kawasan Kwitang dan RSPAD Gatot Subroto, cukup dekat dengan museum.</p>
</li>
</ul><p>

</p><p data-end="1539" data-is-last-node="" data-is-only-node="" data-start="1157">Penggunaan transportasi umum tidak hanya lebih praktis dan ramah lingkungan, tetapi juga menghindarkan pengunjung dari kerepotan mencari parkir di area yang padat. </p><p data-end="1539" data-is-last-node="" data-is-only-node="" data-start="1157">Terutama saat momen peringatan <strong data-end="1403" data-start="1352">Hari Kebangkitan Nasional setiap tanggal 20 Mei</strong>, di mana museum kerap dipadati rombongan pelajar dan wisatawan yang ingin mengenang sejarah perjuangan bangsa di tempat bersejarah ini.</p>

<h2 style="text-align: left;">Ragam Aktivitas Di Museum Kebangkitan Nasional</h2><p style="text-align: left;"><br /></p><p data-end="337" data-start="0">Di balik tembok kuno bekas Sekolah Dokter Bumiputra STOVIA, Museum Kebangkitan Nasional menyuguhkan ragam aktivitas interaktif yang membawa pengunjung seolah melangkah ke masa lampau dan meresapi semangat kebangkitan bangsa. </p><p data-end="337" data-start="0">Berikut beragam kegiatan yang bisa Anda nikmati di Museum Kebangkitan Nasional :</p>

<p data-end="337" data-start="0"><b>1. Menelusuri Replika Alat Peraga Kedokteran</b></p><p data-end="337" data-start="0">Saat menyusuri ruang kesehatan, Anda akan disambut deretan replika instrumen kedokteran Hindia Belanda: pisau bedah kecil yang berkilau, gunting bergagang kayu, hingga patung anatomi setinggi satu meter yang memamerkan susunan organ manusia. </p><p data-end="337" data-start="0">Mesin pemecah tengkorak dan alat bantu pernapasan antik pun dipajang, memberi gambaran nyata betapa canggih—dan berisikonya—praktik medis zaman dulu.</p><p data-end="337" data-start="0"><br /></p><p data-end="337" data-start="0"><b>2. Menyingkap Kehidupan Asrama Pelajar STOVIA</b></p><p data-end="337" data-start="0">Jejak-jejak kehidupan para “dokter masa depan” terhampar di bekas asrama: barisan ranjang sederhana dengan sprei yang seragam, lemari kayu berukir minimalis, hingga koper bulat yang dulu menyimpan buku dan pakaian. </p><p data-end="337" data-start="0">Anda bisa membayangkan bagaimana para pelajar—hanya mereka yang berjenis kelamin laki-laki—berbagi ruang, saling mendukung belajar, dan merajut persahabatan yang kelak menumbuhkan gerakan nasional.</p>

<p data-end="337" data-start="0"><b>3. Mengikuti Tur Audio Interaktif</b></p><p data-end="337" data-start="0">Dengan menyewa pemandu audio, Anda dipandu suara sejarah yang menjelaskan setiap sudut ruang pamer—dari aula deklarasi Budi Utomo hingga lab biologi. </p><p data-end="337" data-start="0">Kisah HOS Tjokroaminoto memberi semangat, sementara rekaman penutur asli masa kolonial menghadirkan atmosfir otentik. Tur ini tersedia dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Belanda.</p><p data-end="337" data-start="0"><br /></p><p data-end="337" data-start="0"><b>4. Bergelut dalam Workshop Sejarah dan Seni</b></p><p data-end="337" data-start="0">Setiap akhir pekan, museum menggelar workshop membatik motif pergerakan, memahat miniatur kapal pinisi, atau membuat diorama perjuangan. </p><p data-end="337" data-start="0">Anak-anak dan remaja sering antusias mengikuti “Scavenger Hunt Sejarah”, mencari artefak digital lewat aplikasi museum untuk memecahkan teka-teki tentang tokoh-tokoh nasional.</p>

<p data-end="337" data-start="0"><b>5. Menyimak Lukisan Asli Dokter Wahidin</b></p><p data-end="337" data-start="0">Satu-satunya karya orisinal di antara replika adalah lukisan Dokter Wahidin Soedirohoesodo oleh Basoeki Abdullah. Dipajang dalam ruangan berkaca antipeluru, lukisan itu memancarkan aura respek—pengunjung diperbolehkan memotret, asalkan tanpa lampu kilat.</p><p data-end="337" data-start="0"><br /></p><p data-end="337" data-start="0"><b>6. Menikmati Pertunjukan Seni dan Budaya</b></p><p data-end="337" data-start="0">Di pelataran depan aula Budi Utomo sering digelar tari tradisional (jaipong, gambyong) atau wayang potehi, gratis bagi pengunjung. </p><p data-end="337" data-start="0">Ada pula pemutaran film dokumenter singkat tentang kiprah pelajar STOVIA dan kelahiran Boedi Oetomo.</p>

<p data-end="337" data-start="0"><b>7. Berburu Sudut Foto Instagramable</b></p><p data-end="337" data-start="0">Arsitektur Neo-Renaissance dengan jendela kaca patri dan pintu kayu berukir menyajikan latar sempurna untuk foto. </p><p data-end="337" data-start="0">Pilih latar aula Budi Utomo dengan panel kayu tua, koridor asrama dengan lampu gantung antik, ataupun ruang kelas berhias patung pelajar berdasi hitam.</p><p data-end="337" data-start="0">Beberapa spot foto yang menarik :  asrama pelajar STOVIA, ruang pameran, papan daftar lulusan STOVIA, replika ruang kelas, dan depan gedung museum. </p><p data-end="337" data-start="0"><br /></p><p data-end="337" data-start="0"><b>8. Berselancar di Perpustakaan Mini</b></p><p data-end="337" data-start="0">Di pojok tenang, Komunitas Buku Berkaki mengelola rak berisi ribuan judul buku anak dan remaja—mulai biografi pahlawan nasional hingga komik sejarah. </p><p data-end="337" data-start="0">Nikmati kopi hangat sambil membaca, atau ajak buah hati mengikuti “Bincang Buku” bersama penulis lokal.</p>

<p data-end="337" data-start="0"><b>9. Belanja Suvenir dan Pustaka Digital</b></p><p data-end="337" data-start="0">Sebelum pulang, singgahlah di toko suvenir: replika mini kapal pinisi, kaus bertema kebangkitan, hingga e-book guide interaktif berisi foto-foto 360°. </p><p data-end="337" data-start="0">Semua hasil penjualan mendukung program pelestarian museum.</p><p data-end="337" data-start="0"><br /></p><p data-end="337" data-start="0"><b>10. Merayakan Harkitnas Bersama Rombongan Sekolah</b></p><p data-end="337" data-start="0">Tiap 20 Mei, museum menjadi pusat kunjungan pelajar. Rombongan mengikuti lomba cerdas cermat, dialog interaktif dengan sejarawan, dan upacara sederhana di halaman depan—menghidupkan kembali semangat 20 Mei 1908. </p><p data-end="337" data-start="0">Jika Anda berkunjung di sekitar tanggal tersebut, siapkan tiket rombongan untuk mendapatkan tarif khusus dan sesi workshop eksklusif.</p><p data-end="337" data-start="0"><br /></p><p data-end="337" data-start="0">Dengan ragam aktivitas ini, Museum Kebangkitan Nasional tidak hanya menyimpan artefak, melainkan mengajak setiap pengunjung aktif menggali, merasakan, dan melanjutkan gairah perjuangan para pendahulu—sebuah pengalaman sejarah yang hidup dan menyemangati.</p>

<h3 style="text-align: left;">Tips Mengunjungi Museum Kebangkitan Nasional</h3><p style="text-align: left;">Bagi pengunjung Museum Kebangkitan Nasional penting untuk memperhatikan hal-hal berikut :</p>

<p style="text-align: left;">1. Untuk menghindari keramaian, terutama saat kunjungan sekolah atau grup besar, datang lebih awal di pagi hari.</p><p>2. Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman karena akan banyak berjalan di dalam museum.</p><p>3. Manfaatkan tur berpemandu gratis yang disediakan oleh museum.</p><p>4. Jaga ketertiban dan kebersihan, jangan menyentuh koleksi, dan buang sampah pada tempatnya.</p><p>5. Siapkan kamera untuk mendokumentasikan kunjungan.</p><p>6. Cek acara atau pameran khusus yang mungkin diadakan oleh museum. </p>

<p style="text-align: left;">Sebagai penutup, mengunjungi Museum Kebangkitan Nasional bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan sebuah pengalaman mendalam untuk mengenal kembali akar perjuangan bangsa. </p><p style="text-align: left;">Melalui bangunan bersejarah, koleksi artefak yang autentik, hingga kisah para pelajar STOVIA yang menjadi pelopor kebangkitan nasional, museum ini mengajak setiap pengunjung untuk merenungkan semangat persatuan dan nasionalisme yang terus relevan hingga hari ini. </p><p style="text-align: left;">Dengan akses yang mudah dijangkau serta beragam aktivitas edukatif yang ditawarkan, Museum Kebangkitan Nasional menjadi destinasi yang layak dikunjungi oleh semua kalangan—baik pelajar, keluarga, maupun pencinta sejarah. </p><p style="text-align: left;">Jadikan kunjungan ke museum ini sebagai momen refleksi untuk mengenang masa lalu dan memperkuat komitmen membangun masa depan Indonesia yang lebih baik .</p>

Museum Kebangkitan Nasional (Google maps) Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta bukan sekadar bangunan tua; ia adalah saksi bisu kelahi...

Menelusuri Sejarah Bali di Museum Saka: Pengalaman Edukatif untuk Pelajar Indonesia

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhXn8Zar-iDmUTDXB8pjSmLlClJip5TJQRtSQ0bXBexGun4JVoKaa1-tP-pPOl69NPpdKFwDxN2QE0C2pQXqCSZVNFNTnQ4LUgqOPPrW3jOUqMT0DUXnD6lU7bQOsnDuzQLUjsmnm4E8LvyNoS7A8CwiqSwctEBS5UyZ4eSdBCAqQPpmv4ZoDsfQXnb86g=s640" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Museum Saka Bali" border="0" data-original-height="410" data-original-width="640" height="410" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhXn8Zar-iDmUTDXB8pjSmLlClJip5TJQRtSQ0bXBexGun4JVoKaa1-tP-pPOl69NPpdKFwDxN2QE0C2pQXqCSZVNFNTnQ4LUgqOPPrW3jOUqMT0DUXnD6lU7bQOsnDuzQLUjsmnm4E8LvyNoS7A8CwiqSwctEBS5UyZ4eSdBCAqQPpmv4ZoDsfQXnb86g=w640-h410" title="Museum Saka Bali via Time.com" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: center;"><br /></p><p>Menelusuri sejarah Bali melalui Museum Saka bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik bagi pelajar Indonesia, terutama kalian yang memiliki minat terhadap seni, budaya, dan sejarah. </p><p>Terletak di kawasan eksklusif AYANA Estate, Jimbaran, Bali, museum ini menghadirkan cara baru untuk memahami akar budaya Bali secara mendalam. </p><p>Dengan desain modern, teknologi interaktif, dan pendekatan edukatif yang segar, Museum Saka mengajak para pelajar untuk melihat Bali bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat peradaban dan kearifan lokal yang kaya nilai.</p><p><br /></p>

<p>Fokus utama Museum Saka adalah Hari Raya Nyepi, momen reflektif dalam budaya Hindu Bali yang menggambarkan hening, penyucian diri, dan keselarasan hidup. </p><p>Lewat koleksi ogoh-ogoh raksasa yang bisa bergerak, gamelan kuno, naskah lontar, hingga pintu kerajaan dari abad ke-18, museum ini menyampaikan pesan penting tentang Tri Hita Karana—sebuah filosofi kehidupan Bali yang mengedepankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.</p><p><br /></p>

<p>Bagi pelajar, kunjungan ke Museum Saka bukan hanya akan memperkaya pengetahuan, tetapi juga membangkitkan rasa bangga terhadap kekayaan budaya Indonesia. </p><p>Dengan fasilitas ramah pelajar dan kegiatan belajar yang interaktif, Museum Saka adalah tempat belajar sejarah dan budaya Bali yang menyenangkan, relevan, dan menginspirasi.</p><p><br /></p><h2 style="text-align: left;">Wadah Pembelajaran Seni, Budaya, dan Inovasi untuk Pelajar Indonesia</h2><p>Menelusuri sejarah Bali melalui Museum Saka bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik bagi pelajar Indonesia, terutama kalian yang memiliki minat terhadap seni, budaya, dan sejarah. Terletak di kawasan eksklusif AYANA Estate, Jimbaran, museum ini dibuka pada Maret 2024 dan langsung mencuri perhatian dunia. </p><p><br /></p>

<p>Tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia karena masuk dalam daftar 100 World's Greatest Places 2024 versi TIME Magazine, Museum Saka juga menyabet penghargaan World’s Most Beautiful Museums 2025 dari lembaga arsitektur bergengsi Prix Versailles asal Prancis.</p><p><br /></p><h3 data-end="964" data-start="925"><strong data-end="964" data-start="929">Perpaduan Tradisi dan Teknologi</strong></h3><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://statik.tempo.co/data/2023/10/02/id_1241803/1241803_720.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="405" data-original-width="720" height="405" src="https://statik.tempo.co/data/2023/10/02/id_1241803/1241803_720.jpg" width="720" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Salah satu koleksi museum Saka, Bali (Tempo.co)</i></td></tr></tbody></table><br /><p data-end="1262" data-start="966" style="text-align: center;"><br /></p><p data-end="1262" data-start="966">Museum Saka menyajikan koleksi yang dikurasi dengan sangat apik, berfokus pada <strong data-end="1064" data-start="1045">Hari Raya Nyepi</strong>—hari suci umat Hindu Bali yang diperingati dengan keheningan total selama 24 jam. </p><p data-end="1262" data-start="966">Melalui konsep pameran interaktif, pengunjung bisa memahami makna spiritual dan filosofi mendalam dari tradisi ini.</p><p data-end="1304" data-start="1264">Beberapa koleksi unggulannya mencakup:</p><ul data-end="1744" data-start="1305">
<li data-end="1433" data-start="1305">
<p data-end="1433" data-start="1307"><strong data-end="1350" data-start="1307">10 ogoh-ogoh raksasa yang bisa bergerak</strong> secara mekanis, menampilkan tokoh-tokoh mitologi seperti Rahwana dan Bhuta Kala.</p>
</li>
<li data-end="1507" data-start="1434">
<p data-end="1507" data-start="1436"><strong data-end="1475" data-start="1436">Pintu kerajaan kuno dan patung batu</strong> dari abad ke-17 hingga ke-19. Beragam pintu kayu berukir dan patung wanita surgawi dari batu tuff  menampilkan keanggunan Bali kuno.</p>
</li><li data-end="1507" data-start="1434"><p data-end="1507" data-start="1436"><b>Lontar & Naskah Kuno. </b>Ratusan daun lontar berisi aksara kuno yang merekam legenda, ajaran Hindu, dan tradisi lisan masyarakat Bali.</p></li>
<li data-end="1632" data-start="1508">
<p data-end="1632" data-start="1510"><b>Gamelan & Alat Musik Tradisional. </b>Satu set lengkap gamelan beserta instrumen tradisional lainnya, menggambarkan harmoni suara dalam upacara adat yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bali dari masa ke masa.</p></li>
<li data-end="1744" data-start="1633">
<p data-end="1744" data-start="1635"><strong data-end="1658" data-start="1635">Puisi-puisi dinding</strong> yang ditulis dalam Bahasa Indonesia, serta dokumenter singkat tentang ritual Nyepi.</p>
</li><li data-end="1744" data-start="1633"><p data-end="1744" data-start="1635"><b>Pojok Film & Puisi. </b>Ruang khusus memutar dokumenter Nyepi dan menampilkan puisi-puisi kontemporer dalam bahasa Indonesia tentang alam Bali.</p></li>
</ul><p>

</p><p data-end="1960" data-start="1746">Museum ini juga dirancang secara inklusif—dilengkapi lift, toilet difabel, serta jalur ramah kursi roda. </p><p data-end="1960" data-start="1746">Suasana interior modern berpadu dengan elemen kayu Bali menciptakan nuansa nyaman untuk belajar dan merenung.</p><p data-end="1960" data-start="1746"><br /></p>

<h2 style="text-align: left;">Tips Menghasilkan Ide Kreatif dari Museum Saka</h2><p data-end="1960" data-start="1746">Bagi pelajar, kunjungan ke museum bukan hanya soal mengingat informasi, tetapi juga memantik kreativitas. Berikut beberapa cara agar kunjungan ke Museum Saka bisa menginspirasi ide-ide segar untuk tugas sekolah, karya seni, atau bahkan proyek komunitas:</p><p><br /></p>

<h4 data-end="2342" data-start="2287">1. <strong data-end="2342" data-start="2298">Buat Sketsa Ogoh-Ogoh Versi Kamu Sendiri</strong></h4><p data-end="2546" data-start="2343">Amati ogoh-ogoh raksasa yang dipajang. Coba bayangkan versi karakter ciptaanmu—apakah bentuknya lebih futuristik, ramah lingkungan, atau punya cerita legenda baru? Gambarkan lalu tulis kisah di baliknya.</p><h4 data-end="2605" data-start="2548">✍️ 2. <strong data-end="2605" data-start="2559">Tulis Cerpen atau Puisi Bertema Keheningan</strong></h4><p data-end="2770" data-start="2606">Gunakan pengalaman melihat dokumenter tentang Nyepi untuk menulis cerpen tentang suasana sunyi Bali. Atau, buat puisi reflektif tentang hening dan introspeksi diri.</p><h4 data-end="2817" data-start="2772">🎼 3. <strong data-end="2817" data-start="2783">Rekonstruksi Musik Tradisional</strong></h4><p data-end="2974" data-start="2818">Rekam bunyi gamelan yang dimainkan (jika diizinkan) dan kombinasikan dengan musik digital atau instrumen modern. Kamu bisa membuat <em data-end="2963" data-start="2949">remix budaya</em> yang unik.</p><h4 data-end="3020" data-start="2976">🎭 4. <strong data-end="3020" data-start="2987">Buat Teater Mini atau Monolog</strong></h4><p data-end="3140" data-start="3021">Gunakan inspirasi dari naskah lontar dan karakter mitologi untuk membuat pertunjukan sederhana bersama teman sekolahmu.</p><h4 data-end="3188" data-start="3142">📸 5. <strong data-end="3188" data-start="3153">Proyek Fotografi “Nyepi Modern”</strong></h4><p>

</p><p data-end="3302" data-start="3189">Ambil gambar koleksi museum dan lingkungan sekitarnya, lalu buat esai foto bertema “Keheningan di Zaman Digital”.</p><p><br /></p>

<h3 data-end="2433" data-start="2407">4. Informasi Praktis Museum Saka</h3><p></p><ul data-end="3072" data-start="2434"><li data-end="2509" data-start="2434"><p data-end="2509" data-start="2436"><strong data-end="2446" data-start="2436">Lokasi</strong><br data-end="2449" data-start="2446" />Jalan Karang Mas Sejahtera, AYANA Estate, Jimbaran, Bali</p></li><li data-end="2560" data-start="2510"><p data-end="2560" data-start="2512"><strong data-end="2524" data-start="2512">Jam Buka</strong><br data-end="2527" data-start="2524" />Setiap hari, 10.00–18.00 WITA</p></li><li data-end="2806" data-start="2561"><p data-end="2580" data-start="2563"><strong data-end="2578" data-start="2563">Tiket Masuk</strong></p><ul data-end="2806" data-start="2583"><li data-end="2642" data-start="2583"><p data-end="2642" data-start="2585">Pelajar/Siswa: <strong data-end="2615" data-start="2600">IDR 100.000</strong> (buktikan kartu pelajar)</p></li><li data-end="2668" data-start="2645"><p data-end="2668" data-start="2647">Dewasa: IDR 300.000</p></li><li data-end="2806" data-start="2671"><p data-end="2806" data-start="2673">Gratis untuk tamu AYANA (villa/resort/shuttle reservation)<br data-end="2734" data-start="2731" /><em data-end="2757" data-start="2736">Reservasi wajib via</em>: sakamuseum.org atau email <a class="cursor-pointer" data-end="2804" data-start="2785" rel="noopener">rsvp@sakamuseum.org</a></p></li></ul></li><li data-end="3072" data-start="2807"><p data-end="2835" data-start="2809"><strong data-end="2833" data-start="2809">Akses & Transportasi</strong></p><ul data-end="3072" data-start="2838"><li data-end="2909" data-start="2838"><p data-end="2909" data-start="2840"><strong data-end="2860" data-start="2840">Taxi/Ride-Share:</strong> 15 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai</p></li><li data-end="2981" data-start="2912"><p data-end="2981" data-start="2914"><strong data-end="2932" data-start="2914">Shuttle AYANA:</strong> Gratis tiap jam, daftar melalui aplikasi AYANA</p></li><li data-end="3072" data-start="2984"><p data-end="3072" data-start="2986"><strong data-end="3010" data-start="2986">Bus Trans Sarbagita:</strong> Turun di halte AYANA Resort, dilanjutkan jalan kaki 5 menit</p></li></ul></li></ul><p><br /></p>

<h3 data-end="3124" data-start="3079">5. Rekomendasi Kegiatan Lain di Sekitar</h3><p style="text-align: left;">Setelah puas menjelajahi museum, kalian juga bisa mengunjungi:</p><p></p><ul data-end="3463" data-start="3125"><li data-end="3217" data-start="3125"><p data-end="3217" data-start="3127"><strong data-end="3144" data-start="3127">Rock Bar Bali</strong> (dalam AYANA): Nikmati senja sambil belajar pentingnya ekosistem laut.</p></li><li data-end="3345" data-start="3218"><p data-end="3345" data-start="3220"><strong data-end="3255" data-start="3220">Wisata Kuliner Seafood Jimbaran</strong>: Cicip ikan bakar di pinggir pantai, sambil diskusi santai tentang budaya kuliner Bali.</p></li><li data-end="3463" data-start="3346"><p data-end="3463" data-start="3348"><strong data-end="3386" data-start="3348">Garuda Wisnu Kencana Cultural Park</strong>: Lihat patung GWK, pelajari kaitan mitologi Hindu dengan seni rupa modern.</p></li></ul><p><br /></p>

<p>Museum Saka bukan sekadar ruang pamer, melainkan laboratorium hidup untuk memahami nilai-nilai budaya Bali. </p><p>Bagi pelajar Indonesia, kunjungan ke sini akan memperkaya wawasan sejarah, seni, dan tradisi yang masih relevan di era global. </p><p>Jadikan Museum Saka sebagai tujuan studi lapangan berikutnya—siapkan catatan, ajukan pertanyaan, dan nikmati pengalaman belajar yang tak terlupakan!</p>

Menelusuri sejarah Bali melalui Museum Saka bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik bagi pelajar Indonesia, terutama kalian yang memilik...

Menyibak Keajaiban Budaya di Museum Kailasa Dieng: Gerbang Sejarah Dataran Tinggi

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7gMQzszoAXCcGvnSPElD4mcTqy6ZTTwudAfYKwtsi35UOSL1vG01TapNgV2jlU2gy-X-Vu8bLl2AID385eCD17-4LqNOt4DxA9PEftr9HgX6_mQ8SEJxhNYvM5XohCrRrHyTm2R8qzSWJJ4d59LCcTb8nq4AdKx1X6q15ULp85JAYiUcpIAJMuZQV3xw/s500/kailasa-dieng.jpg1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="273" data-original-width="500" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7gMQzszoAXCcGvnSPElD4mcTqy6ZTTwudAfYKwtsi35UOSL1vG01TapNgV2jlU2gy-X-Vu8bLl2AID385eCD17-4LqNOt4DxA9PEftr9HgX6_mQ8SEJxhNYvM5XohCrRrHyTm2R8qzSWJJ4d59LCcTb8nq4AdKx1X6q15ULp85JAYiUcpIAJMuZQV3xw/s16000/kailasa-dieng.jpg1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Museum Kailasa Dieng (via Google maps)</i></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: left;"><br /></p><p style="text-align: left;">Terletak tak jauh dari Kompleks Candi Arjuna, Museum Kailasa Dieng adalah “rumah” para artefak budaya dan sejarah Dataran Tinggi Dieng yang berdiri di bawah Bukit Pangonan. </p><p style="text-align: left;"><br /></p><p style="text-align: left;">Pertama kali dibangun pada 1984 dan diresmikan secara resmi pada 28 Juli 2008 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir. Jero Wacik, museum ini kini terbagi menjadi empat bangunan utama yang menampilkan ribuan arca, makara, kemuncak candi, sekaligus memadukan ruang pamer ber-AC, teater film dokumenter, hingga fasilitas pendukung seperti café dan gazebo. </p><p style="text-align: left;"><br /></p><p>Museum Kailasa Dieng adalah destinasi wajib bagi penikmat sejarah dan budaya yang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Berdiri sejak 1984 dan diresmikan pada 28 Juli 2008 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir. Jero Wacik, museum ini dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah bersama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.</p><p><br /></p><p>Terletak di bawah Bukit Pangonan, tepat di seberang Candi Gatutkaca, museum ini menyajikan artefak-artefak Hindu Jawa Kuno abad VII–VIII Masehi yang sangat langka untuk diakses secara publik</p><p style="text-align: left;"><br /></p><h2 style="text-align: left;">Lokasi & Sejarah Singkat</h2><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNuqgIgG1gmTMyB7Fgs9-FrweSKPveJvmTiGfDtg1J-Wgkq2VTfSZwKbdnYC8DGPzgK9BfTqeOuPCHrhLWSKYoaR_i5DM1N0ffNy4XIuFBNoAueOzv8t8Pa4uN2RRIx-xxT362aFTGVzpDRNTCMTYwawgPM_u5uOd06-DK1VR7myt6V1aVziXi9k-aKCk/s400/kailasa-dieng.jpg2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="353" data-original-width="400" height="353" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNuqgIgG1gmTMyB7Fgs9-FrweSKPveJvmTiGfDtg1J-Wgkq2VTfSZwKbdnYC8DGPzgK9BfTqeOuPCHrhLWSKYoaR_i5DM1N0ffNy4XIuFBNoAueOzv8t8Pa4uN2RRIx-xxT362aFTGVzpDRNTCMTYwawgPM_u5uOd06-DK1VR7myt6V1aVziXi9k-aKCk/w400-h353/kailasa-dieng.jpg2.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Salah satu ruang museum Kailasa (via Google maps)</i></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: left;">Museum Kailasa berada di kompleks Gedung Arca milik Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah</p><p>Nama “Kailasa” diambil dari Gunung Kailash, tempat tinggal Dewa Siwa dalam mitologi Hindu, menegaskan identitas purbakala Dieng yang kental dengan pemujaan Siwa.</p><p>Sejak resmi dibuka 28 Juli 2008, museum ini menjadi pusat informasi dan konservasi peninggalan arkeologi Dieng</p><p style="text-align: left;"><br /></p><h2 data-end="1310" data-start="1285">Koleksi & Tata Ruang</h2><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0dXYRVSKK2-GiDGYKLcXK1hNc73MN-2n-YoDZGEocqr1QB-DyvGKp3zVAYN_P_8-YKqYsLQah9-yrQQpxAZ6mOQf8I1uuBSF4jYW_3r2nH0QSdInseLQsCRSwsPOC8hhpcq3rWk8x6JxGdBIQAiYpNnw1ebthV5WZzxDkiNMFFgvGtBhHeW8h_IY4XpU/s400/kailasa-dieng.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="281" data-original-width="400" height="281" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0dXYRVSKK2-GiDGYKLcXK1hNc73MN-2n-YoDZGEocqr1QB-DyvGKp3zVAYN_P_8-YKqYsLQah9-yrQQpxAZ6mOQf8I1uuBSF4jYW_3r2nH0QSdInseLQsCRSwsPOC8hhpcq3rWk8x6JxGdBIQAiYpNnw1ebthV5WZzxDkiNMFFgvGtBhHeW8h_IY4XpU/w400-h281/kailasa-dieng.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ruangan  museum Kailasa (via Google maps)</i></td></tr></tbody></table><br /><p data-end="1362" data-start="1311" style="text-align: center;"><br /></p><p data-end="1362" data-start="1311">Museum Kailasa terdiri dari empat bangunan utama:</p><p>

</p><ol data-end="2215" data-start="1363">
<li data-end="1651" data-start="1363">
<p data-end="1651" data-start="1366"><strong data-end="1395" data-start="1366">Ruang Penyimpanan Artefak</strong>: Menyimpan arca kala-makara, arca Kudu unik (kepala manusia dengan ornamén sederhana yang hanya ada di beberapa situs India), dan artefak Hindu Jawa Kuno, beberapa di antaranya dijaga ketat di ruang khusus terbatas.</p>
</li>
<li data-end="1900" data-start="1652">
<p data-end="1900" data-start="1655"><strong data-end="1677" data-start="1655">Ruang Pamer & Film</strong>: Menampilkan panel sejarah geologi, flora-fauna, kehidupan sehari-hari, kesenian, dan kepercayaan masyarakat Dieng, serta pemutaran film dokumenter tentang keseharian warga setempat.</p>
</li>
<li data-end="2018" data-start="1901">
<p data-end="2018" data-start="1904"><strong data-end="1938" data-start="1904">Gedung Pertunjukan & Pertemuan</strong>: Ruang serbaguna untuk seminar, pertunjukan seni, dan rapat komunitas budaya.</p>
</li>
<li data-end="2215" data-start="2019">
<p data-end="2215" data-start="2022"><strong data-end="2045" data-start="2022">Fasilitas Pendukung</strong>: Toilet modern, mushola, café, gazebo kecil di atas bukit untuk bersantai dan menikmati kabut pagi sebelum “silver sunrise” muncul</p></li></ol><p style="text-align: left;"><br /></p><h2 data-end="2245" data-start="2217">Tiket Masuk dan Jam Operasional</h2><p>
</p><ul data-end="2626" data-start="2246">
<li data-end="2343" data-start="2246">
<p data-end="2343" data-start="2248"><strong data-end="2267" data-start="2248">Jam Operasional</strong>: Setiap hari pukul 07.00–16.00 WIB.</p>
</li>
<li data-end="2472" data-start="2344">
<p data-end="2472" data-start="2346"><strong data-end="2361" data-start="2346">Tiket Masuk</strong>: Rp 6.000–15.000 /orang (termasuk nonton film dokumenter 10–15 menit).</p>
</li>
<li data-end="2626" data-start="2473">
<p data-end="2626" data-start="2475"><strong data-end="2493" data-start="2475">Akses & Parkir</strong>: Area parkir luas dapat menampung bus pariwisata, dan akses ke museum sudah ramah difabel </p></li></ul><p style="text-align: left;"><br /></p><h2 data-end="2548" data-start="2512">Fasilitas Modern & Pembaruan</h2><p>
</p><ul data-end="2956" data-start="2549">
<li data-end="2643" data-start="2549">
<p data-end="2643" data-start="2551"><strong data-end="2573" data-start="2551">Ruang Pamer Ber-AC</strong> yang melindungi artefak rapuh.</p>
</li>
<li data-end="2751" data-start="2644">
<p data-end="2751" data-start="2646"><strong data-end="2664" data-start="2646">Tur Berpemandu</strong> tersedia setiap hari untuk penjelasan mendalam.</p>
</li>
<li data-end="2881" data-start="2752">
<p data-end="2881" data-start="2754"><strong data-end="2778" data-start="2754">Café & Souvenir Shop</strong> di area lobi, menawarkan kopi khas Dieng dan cinderamata lokal.</p>
</li>
<li data-end="2956" data-start="2882">
<p data-end="2956" data-start="2884"><strong data-end="2904" data-start="2884">Panel Interaktif</strong> memudahkan akses informasi koleksi secara digital</p></li></ul><p style="text-align: center;">

</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiLJJ02dGjj0csDpJZOvF5ZZgpyA11on98m8eF6-oSRsIDyy_vkFbaNwmYeIK1TTVVtFCDuWaKsX09pnAOqtg8eFEm7qUE1IGQzUPhfSsUNqWurQAO-0EQwIt-KeZn-yphKJh66N_oBliSWj5I4I9nVl4C1mWzAbiVkK1AOvPXAsOlxIa25qVsKD7Etum4" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Kailasa Dieng" border="0" height="360" id="BLOGGER_PHOTO_ID_7505329656983255282" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiLJJ02dGjj0csDpJZOvF5ZZgpyA11on98m8eF6-oSRsIDyy_vkFbaNwmYeIK1TTVVtFCDuWaKsX09pnAOqtg8eFEm7qUE1IGQzUPhfSsUNqWurQAO-0EQwIt-KeZn-yphKJh66N_oBliSWj5I4I9nVl4C1mWzAbiVkK1AOvPXAsOlxIa25qVsKD7Etum4=w640-h360" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>View dari Museum Kailasa Dieng</i><br /><br /></td></tr></tbody></table><div dir="auto"></div>

<h2 data-end="3282" data-start="3249">Tips Memaksimalkan Kunjungan</h2><p>
</p><ol data-end="3757" data-start="3283">
<li data-end="3389" data-start="3283">
<p data-end="3389" data-start="3286"><strong data-end="3299" data-start="3286">Tiba Pagi</strong>: Nikmati kesunyian dan kabut Dieng dari gazebo tertinggi sebelum keramaian tur dimulai.</p>
</li>
<li data-end="3486" data-start="3390">
<p data-end="3486" data-start="3393"><strong data-end="3409" data-start="3393">Tur Terpandu</strong>: Manfaatkan pemandu gratis untuk mendalami cerita di balik setiap artefak. Jangan lewatkan keunikan Arca Kudu dan makna simbol trimurti dalam artefak.</p>
</li>
<li data-end="3612" data-start="3487">
<p data-end="3612" data-start="3490"><strong data-end="3523" data-start="3490">Gabungkan dengan Candi Arjuna</strong>: Jalan kaki singkat ke kompleks Candi Arjuna untuk pengalaman wisata budaya yang utuh.</p>
</li>
<li data-end="3757" data-start="3613">
  
<p data-end="3757" data-start="3616"><strong data-end="3634" data-start="3616">Abadikan Momen</strong>: Jangan lewatkan si “silver sunrise” dan formasi kabut pagi yang langka—spot terbaik ada di gazebo sebelah utara museum, santai sambil menyeruput kopi Dieng.</p></li><li data-end="3757" data-start="3613"><p data-end="3757" data-start="3616">Kunjungi Ruang Teater untuk film dokumenter yang menambah konteks budaya sebelum berkeliling semua gedung. </p></li></ol><p style="text-align: left;"><br /></p>

<center><style>.embed-container { position: relative; padding-bottom: 56.25%; height: 0; overflow: hidden; max-width: 100%; } .embed-container iframe, .embed-container object, .embed-container embed { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; }</style><div class="embed-container"><iframe allowfullscreen="" height="450" loading="lazy" referrerpolicy="no-referrer-when-downgrade" src="https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d3958.28378150113!2d109.90277427424765!3d-7.208431470767642!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2e700cf926ade3a5%3A0x77b7cd7dd678050e!2sMuseum%20Kailasa!5e0!3m2!1sid!2sid!4v1747469281011!5m2!1sid!2sid" style="border: 0;" width="600"></iframe></div>  </center>

<p style="text-align: left;">Dengan ragam koleksi, fasilitas modern, dan harga terjangkau, Museum Kailasa Dieng siap mengajak Anda “mendengar” sejarah Dataran Tinggi Dieng dalam setiap ukiran arca dan bisikan kabut pagi. </p><p style="text-align: left;">Museum Kailasa Dieng tak hanya menyimpan masa lalu, tetapi juga mengajak kita bersinergi dalam menjaga warisan budaya untuk masa depan. Selamat menjelajah!</p><p></p>

Museum Kailasa Dieng (via Google maps) Terletak tak jauh dari Kompleks Candi Arjuna, Museum Kailasa Dieng adalah “rumah” para artefak budaya...

Menelusuri Harmoni Masa Lalu dan Kini: Museum Musik Indonesia di Malang

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgKY8w3GL7aChcrhhTOeO7q82x8PgfDZx5ggQTfnMskpTBhquJ5hDfAHY5NgvRivOWtb8rmgHQpwCaqKM3UiR8I2OXf-h424tH81diCHOFXbl1arCmeZqDqMnnn7NAUagk7d79hRZiRXy23D2IO3vbI3j1SY41D0v-IEZwLQkCtwLtCYcmH7bSH2KTU1Ag6" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_7505293831512891730" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgKY8w3GL7aChcrhhTOeO7q82x8PgfDZx5ggQTfnMskpTBhquJ5hDfAHY5NgvRivOWtb8rmgHQpwCaqKM3UiR8I2OXf-h424tH81diCHOFXbl1arCmeZqDqMnnn7NAUagk7d79hRZiRXy23D2IO3vbI3j1SY41D0v-IEZwLQkCtwLtCYcmH7bSH2KTU1Ag6=s16000" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Museum Musik Indonesia Malang (via Google maps)</i></td></tr></tbody></table>

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /></div><p style="text-align: left;">Musik adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana sejarah musik Indonesia berkembang dari waktu ke waktu?</p><p style="text-align: left;"><br />Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda dapat mengunjungi <b>Museum Musik Indonesia</b> (MMI) yang terletak di Malang, Jawa Timur.</p><div style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5dT_5s0LQTo3qakP4lRdm47pnC7zqeLdSR-opKhQXOkdLm24ZWo2T8II51jC3rPQ_8w-JWjqGNJT2YgnMj7KiD-DoTxdEn5pQLpUXy2DPVscxj2q6FzVwS6VnzqxFjDfLrXqS2lbQrxA/s1600/museum+musik+indonesia.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Musik Indonesia." border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5dT_5s0LQTo3qakP4lRdm47pnC7zqeLdSR-opKhQXOkdLm24ZWo2T8II51jC3rPQ_8w-JWjqGNJT2YgnMj7KiD-DoTxdEn5pQLpUXy2DPVscxj2q6FzVwS6VnzqxFjDfLrXqS2lbQrxA/s640/museum+musik+indonesia.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Koleksi Museum Musik Indonesia (via Youtube)</i></td></tr>
</tbody></table>
<br /><br /></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h2 style="text-align: left;">Sekilas tentang Museum Musik Indonesia</h2><p style="text-align: left;"><br /></p><p style="text-align: left;">Sejak peresmian pertamanya pada 19 November 2016 di Gedung Kesenian Gajayana, Malang, Museum Musik Indonesia (MMI) telah menjadi jembatan bagi generasi muda untuk mengeksplorasi sejarah musik Tanah Air. </p><p style="text-align: left;"><br />Diprakarsai oleh Hengki Herwanto—mantan wartawan majalah Aktuil—MMI awalnya berakar dari Galeri Malang Bernyanyi (GMB) yang berdiri pada 2009 dengan koleksi 200 kaset dan piringan hitam. <br /><br /></p><p style="text-align: left;">Setahun setelah bertransformasi, pada 2016 GMB resmi menjadi Museum Musik Indonesia pertama di Indonesia.</p><p style="text-align: left;">Museum Musik Indonesia merupakan satu-satunya museum seni musik di Indonesia yang didirikan pada 8 Agustus 2009. Awalnya, museum ini berlokasi di Gedung Kesenian Gajayana, Jalan Nusakambangan No. 19, Kota Malang. </p><p style="text-align: left;">Namun, sejak 1 November 2023, MMI telah pindah ke lokasi baru di Gedung Penunjang Museum Mpu Purwa Lantai 2, Perumahan Griya Shanta Blok B No. 210, Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Malang. </p><h3 style="text-align: left;">Koleksi Unggulan & Angka Terkini</h3><p style="text-align: left;"><br /></p>
  
  
  <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgQ14vqK0_tlRc9jZFDEarFg8bJONGgZ1RIfLC6kyF0n-rfkgGlXTFhDglwziUGc16sgJU6ujaG-2m95c5AIvPGufs9jACZodVCp7Rf7KYihvT3DzpBR7uvvIlzV3R3C0dPofBvY-AtZsyn1CQEOaeMf8p3BqkpyWOFGOtauJlFvIyFR-cCABc8kfoHEPJH" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" height="434" id="BLOGGER_PHOTO_ID_7505293840047212898" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgQ14vqK0_tlRc9jZFDEarFg8bJONGgZ1RIfLC6kyF0n-rfkgGlXTFhDglwziUGc16sgJU6ujaG-2m95c5AIvPGufs9jACZodVCp7Rf7KYihvT3DzpBR7uvvIlzV3R3C0dPofBvY-AtZsyn1CQEOaeMf8p3BqkpyWOFGOtauJlFvIyFR-cCABc8kfoHEPJH=w640-h434" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu koleksi Museum Musik Indonesia (via Google maps)</td></tr></tbody></table><div dir="auto"></div>
  
  
  
  
  
  
  <br /><p style="text-align: left;"><br /></p><table><thead data-end="1187" data-start="1063"><tr data-end="1187" data-start="1063"><th data-col-size="sm" data-end="1095" data-start="1063">Jenis Koleksi</th><th data-col-size="sm" data-end="1118" data-start="1095">Estimasi Jumlah</th><th data-col-size="md" data-end="1187" data-start="1118">Catatan</th></tr></thead></table><table><tbody><tr data-end="1475" data-start="1313"><td data-col-size="sm" data-end="1345" data-start="1313">Kaset, CD, Piringan Hitam</td><td data-col-size="sm" data-end="1368" data-start="1345">> 40.000 item</td><td data-col-size="md" data-end="1475" data-start="1368">Termasuk piringan hitam langka era pra-kemerdekaan hingga 2000-an </td></tr></tbody></table><table><tbody><tr data-end="1637" data-start="1476"><td data-col-size="sm" data-end="1508" data-start="1476">Reel Tape & Alat Pemutar</td><td data-col-size="sm" data-end="1531" data-start="1508">Ratusan unit</td><td data-col-size="md" data-end="1637" data-start="1531">Penambahan reel tape player ukuran besar & kecil pada koleksi </td></tr></tbody></table><table><tbody><tr data-end="1761" data-start="1638"><td data-col-size="sm" data-end="1670" data-start="1638">Instrumen Musik Tradisional</td><td data-col-size="sm" data-end="1693" data-start="1670">Puluhan set</td><td data-col-size="md" data-end="1761" data-start="1693">Sumbangan komunitas dan Wali Kota se-Indonesia</td></tr></tbody></table><table><tbody><tr data-end="1887" data-start="1762"><td data-col-size="sm" data-end="1794" data-start="1762">Majalah & Buku Musik</td><td data-col-size="sm" data-end="1817" data-start="1794"> Ribuan   eksemplar</td><td data-col-size="md" data-end="1887" data-start="1817">Majalah lawas seperti Aktuil menjadi saksi bisu perkembangan musik</td></tr></tbody></table><table><tbody><tr data-end="2012" data-start="1888"><td data-col-size="sm" data-end="1920" data-start="1888">Memorabilia & Kostum Artis</td><td data-col-size="sm" data-end="1943" data-start="1920">Ratusan koleksi</td><td data-col-size="md" data-end="2012" data-start="1943">Termasuk busana panggung Dara Puspita dan God Bless</td></tr></tbody></table><p style="text-align: left;">Sebagai upaya pelestarian dan memperluas jangkauan publik, sejak November 2024 MMI telah memulai proses digitalisasi lebih dari 40.000 koleksi piringan hitam, kaset, dan CD. </p><p style="text-align: left;">Setiap audio diarsipkan dalam format digital dan diintegrasikan ke pusat data arsip MMI, memudahkan akses daring dan pameran interaktif di museum.</p><p style="text-align: left;"><br /></p></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7cmo-flFWz6ipyKQj4mE4p3tNZeCbF860xmI-uMxcEUj6gpbyB7VUdg5ysLiHRMI3DKTvipza6vBcLhiYDy4sY7YaIsMuH0s3utfjCqMIVguzluOD0H2FzfUQCtcVy4C3ulR2f2oUsK0/s1600/museum+musik+ind.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7cmo-flFWz6ipyKQj4mE4p3tNZeCbF860xmI-uMxcEUj6gpbyB7VUdg5ysLiHRMI3DKTvipza6vBcLhiYDy4sY7YaIsMuH0s3utfjCqMIVguzluOD0H2FzfUQCtcVy4C3ulR2f2oUsK0/s640/museum+musik+ind.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Koleksi Museum Musik Indonesia (via Malangvoice.com)</i></td></tr>
</tbody></table>
<br /><p style="text-align: left;"><br /></p><h2 data-end="659" data-start="635">Lokasi dan Akses</h2><p style="text-align: left;">Museum Musik Indonesia merupakan satu-satunya museum seni musik di Indonesia yang didirikan pada 8 Agustus 2009. </p><p style="text-align: left;">Awalnya, museum ini berlokasi di Gedung Kesenian Gajayana, Jalan Nusakambangan No. 19, Kota Malang. Namun, sejak 1 November 2023, MMI telah pindah ke lokasi baru di Gedung Penunjang Museum Mpu Purwa Lantai 2, Perumahan Griya Shanta. </p><p>
</p><ul data-end="1015" data-start="660">
<li data-end="810" data-start="660">
<p data-end="810" data-start="662"><strong data-end="680" data-start="662">Alamat Terbaru</strong>: Perumahan Griyashanta Blok B, Jl. Soekarno Hatta No. 210, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Malang</p>
</li>
<li data-end="1015" data-start="811">
<p data-end="835" data-start="813"><strong data-end="832" data-start="813">Jam Operasional</strong>:</p>
<ul data-end="1015" data-start="838">
<li data-end="912" data-start="838">
<p data-end="912" data-start="840">Selasa–Minggu, pukul 10.00–17.00 </p>
</li><li data-end="912" data-start="838"><p data-end="912" data-start="840">Senin tutup</p></li>
<li data-end="1015" data-start="915">
<p data-end="1015" data-start="917">Gratis masuk (pengunjung hanya perlu mengisi daftar hadir)</p></li></ul></li></ul>
<p style="text-align: left;"><br /></p><h2 data-end="3178" data-start="3155">Tips Berkunjung</h2><p>
</p><ol data-end="3567" data-start="3179">
<li data-end="3267" data-start="3179">
<p data-end="3267" data-start="3182"><strong data-end="3203" data-start="3182">Datang Lebih Awal</strong> untuk menikmati seluruh ruang pamer sebelum workshop dimulai.</p>
</li>
<li data-end="3362" data-start="3268">
<p data-end="3362" data-start="3271"><strong data-end="3296" data-start="3271">Coba Booth Interaktif</strong>: Dengarkan langsung rekaman lewat vinyl player yang disediakan.</p>
</li>
<li data-end="3452" data-start="3363">
<p data-end="3452" data-start="3366"><strong data-end="3381" data-start="3366">Bawa Kamera</strong>: Dokumentasikan koleksi langka seperti busana panggung Dara Puspita.</p>
</li>
<li data-end="3567" data-start="3453">
<p data-end="3567" data-start="3456"><strong data-end="3476" data-start="3456">Ikuti Tur Gratis</strong>: Tersedia pemandu sukarela pada jam tertentu untuk menelusuri koleksi digital dan fisik.</p></li></ol>
<div class="wps_signature">
</div>
</div><p style="text-align: left;"><br /></p><p style="text-align: left;">Museum Musik Indonesia di Malang bukan hanya menyuguhkan kilas balik perkembangan musik Nusantara, tetapi juga menjembatani masa lampau dan masa depan melalui digitalisasi. </p><p style="text-align: left;">Dengan koleksi lebih dari 40.000 item, program edukatif, dan akses gratis, MMI wajib menjadi destinasi bagi siapa saja yang ingin “mendengar” sejarah musik Indonesia.</p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /></div>
<div style="text-align: center;"><style>.embed-container { position: relative; padding-bottom: 56.25%; height: 0; overflow: hidden; max-width: 100%; } .embed-container iframe, .embed-container object, .embed-container embed { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; }</style><div class="embed-container"><iframe allowfullscreen="" height="450" loading="lazy" referrerpolicy="no-referrer-when-downgrade" src="https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d3951.563821168483!2d112.61825247500661!3d-7.940538292083585!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2dd6281bed7593e9%3A0x30c23d27c745c79a!2sMuseum%20Musik%20Indonesia!5e0!3m2!1sid!2sid!4v1747462425285!5m2!1sid!2sid" style="border: 0;" width="600"></iframe></div>
  </div>

Museum Musik Indonesia Malang (via Google maps) Musik adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.Namun, pernahkah Anda berta...