Menelusuri sejarah Bali melalui Museum Saka bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik bagi pelajar Indonesia, terutama kalian yang memiliki minat terhadap seni, budaya, dan sejarah.
Terletak di kawasan eksklusif AYANA Estate, Jimbaran, Bali, museum ini menghadirkan cara baru untuk memahami akar budaya Bali secara mendalam.
Dengan desain modern, teknologi interaktif, dan pendekatan edukatif yang segar, Museum Saka mengajak para pelajar untuk melihat Bali bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat peradaban dan kearifan lokal yang kaya nilai.
Fokus utama Museum Saka adalah Hari Raya Nyepi, momen reflektif dalam budaya Hindu Bali yang menggambarkan hening, penyucian diri, dan keselarasan hidup.
Lewat koleksi ogoh-ogoh raksasa yang bisa bergerak, gamelan kuno, naskah lontar, hingga pintu kerajaan dari abad ke-18, museum ini menyampaikan pesan penting tentang Tri Hita Karana—sebuah filosofi kehidupan Bali yang mengedepankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.
Bagi pelajar, kunjungan ke Museum Saka bukan hanya akan memperkaya pengetahuan, tetapi juga membangkitkan rasa bangga terhadap kekayaan budaya Indonesia.
Dengan fasilitas ramah pelajar dan kegiatan belajar yang interaktif, Museum Saka adalah tempat belajar sejarah dan budaya Bali yang menyenangkan, relevan, dan menginspirasi.
Wadah Pembelajaran Seni, Budaya, dan Inovasi untuk Pelajar Indonesia
Menelusuri sejarah Bali melalui Museum Saka bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik bagi pelajar Indonesia, terutama kalian yang memiliki minat terhadap seni, budaya, dan sejarah. Terletak di kawasan eksklusif AYANA Estate, Jimbaran, museum ini dibuka pada Maret 2024 dan langsung mencuri perhatian dunia.
Tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia karena masuk dalam daftar 100 World's Greatest Places 2024 versi TIME Magazine, Museum Saka juga menyabet penghargaan World’s Most Beautiful Museums 2025 dari lembaga arsitektur bergengsi Prix Versailles asal Prancis.
Perpaduan Tradisi dan Teknologi
![]() |
Salah satu koleksi museum Saka, Bali (Tempo.co) |
Museum Saka menyajikan koleksi yang dikurasi dengan sangat apik, berfokus pada Hari Raya Nyepi—hari suci umat Hindu Bali yang diperingati dengan keheningan total selama 24 jam.
Melalui konsep pameran interaktif, pengunjung bisa memahami makna spiritual dan filosofi mendalam dari tradisi ini.
Beberapa koleksi unggulannya mencakup:
-
10 ogoh-ogoh raksasa yang bisa bergerak secara mekanis, menampilkan tokoh-tokoh mitologi seperti Rahwana dan Bhuta Kala.
-
Pintu kerajaan kuno dan patung batu dari abad ke-17 hingga ke-19. Beragam pintu kayu berukir dan patung wanita surgawi dari batu tuff menampilkan keanggunan Bali kuno.
Lontar & Naskah Kuno. Ratusan daun lontar berisi aksara kuno yang merekam legenda, ajaran Hindu, dan tradisi lisan masyarakat Bali.
-
Gamelan & Alat Musik Tradisional. Satu set lengkap gamelan beserta instrumen tradisional lainnya, menggambarkan harmoni suara dalam upacara adat yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bali dari masa ke masa.
-
Puisi-puisi dinding yang ditulis dalam Bahasa Indonesia, serta dokumenter singkat tentang ritual Nyepi.
Pojok Film & Puisi. Ruang khusus memutar dokumenter Nyepi dan menampilkan puisi-puisi kontemporer dalam bahasa Indonesia tentang alam Bali.
Museum ini juga dirancang secara inklusif—dilengkapi lift, toilet difabel, serta jalur ramah kursi roda.
Suasana interior modern berpadu dengan elemen kayu Bali menciptakan nuansa nyaman untuk belajar dan merenung.
Tips Menghasilkan Ide Kreatif dari Museum Saka
Bagi pelajar, kunjungan ke museum bukan hanya soal mengingat informasi, tetapi juga memantik kreativitas. Berikut beberapa cara agar kunjungan ke Museum Saka bisa menginspirasi ide-ide segar untuk tugas sekolah, karya seni, atau bahkan proyek komunitas:
1. Buat Sketsa Ogoh-Ogoh Versi Kamu Sendiri
Amati ogoh-ogoh raksasa yang dipajang. Coba bayangkan versi karakter ciptaanmu—apakah bentuknya lebih futuristik, ramah lingkungan, atau punya cerita legenda baru? Gambarkan lalu tulis kisah di baliknya.
✍️ 2. Tulis Cerpen atau Puisi Bertema Keheningan
Gunakan pengalaman melihat dokumenter tentang Nyepi untuk menulis cerpen tentang suasana sunyi Bali. Atau, buat puisi reflektif tentang hening dan introspeksi diri.
🎼 3. Rekonstruksi Musik Tradisional
Rekam bunyi gamelan yang dimainkan (jika diizinkan) dan kombinasikan dengan musik digital atau instrumen modern. Kamu bisa membuat remix budaya yang unik.
🎠4. Buat Teater Mini atau Monolog
Gunakan inspirasi dari naskah lontar dan karakter mitologi untuk membuat pertunjukan sederhana bersama teman sekolahmu.
📸 5. Proyek Fotografi “Nyepi Modern”
Ambil gambar koleksi museum dan lingkungan sekitarnya, lalu buat esai foto bertema “Keheningan di Zaman Digital”.
4. Informasi Praktis Museum Saka
Lokasi
Jalan Karang Mas Sejahtera, AYANA Estate, Jimbaran, BaliJam Buka
Setiap hari, 10.00–18.00 WITATiket Masuk
Pelajar/Siswa: IDR 100.000 (buktikan kartu pelajar)
Dewasa: IDR 300.000
Gratis untuk tamu AYANA (villa/resort/shuttle reservation)
Reservasi wajib via: sakamuseum.org atau email rsvp@sakamuseum.org
Akses & Transportasi
Taxi/Ride-Share: 15 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai
Shuttle AYANA: Gratis tiap jam, daftar melalui aplikasi AYANA
Bus Trans Sarbagita: Turun di halte AYANA Resort, dilanjutkan jalan kaki 5 menit
5. Rekomendasi Kegiatan Lain di Sekitar
Setelah puas menjelajahi museum, kalian juga bisa mengunjungi:
Rock Bar Bali (dalam AYANA): Nikmati senja sambil belajar pentingnya ekosistem laut.
Wisata Kuliner Seafood Jimbaran: Cicip ikan bakar di pinggir pantai, sambil diskusi santai tentang budaya kuliner Bali.
Garuda Wisnu Kencana Cultural Park: Lihat patung GWK, pelajari kaitan mitologi Hindu dengan seni rupa modern.
Museum Saka bukan sekadar ruang pamer, melainkan laboratorium hidup untuk memahami nilai-nilai budaya Bali.
Bagi pelajar Indonesia, kunjungan ke sini akan memperkaya wawasan sejarah, seni, dan tradisi yang masih relevan di era global.
Jadikan Museum Saka sebagai tujuan studi lapangan berikutnya—siapkan catatan, ajukan pertanyaan, dan nikmati pengalaman belajar yang tak terlupakan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar