Museum Gedong Kirtya Kabupaten Buleleng, Bali

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> Berwisata ke Buleleng, jangan hanya menyambangi Pantai Lovina, sempatkan juga mampir ke <b>Museum Gedong Kirtya</b>, merupakan satu-satunya museum lontar yang menyimpan warisan leluhur secara turun temurun di Bali. Disini Anda akan melihat naskah–naskah dalam bentuk lontar kuno atau Pustaka Lontar tersimpan baik.<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6n0zcdkCkm4v45SUIls6xBtT_UaGL86OOgo7ZmCeW2Wjddhk1-uijUa_LcRUJ68vAL4hq6S58Q0kSpNTFs9fplac3u0C_ZvDV44aW0hJtoxGjYIYzllSAeHPApN67ujYLDSeDhUw4mPg/s1600/museum+lontar+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Gedong Kirtya Buleleng." border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6n0zcdkCkm4v45SUIls6xBtT_UaGL86OOgo7ZmCeW2Wjddhk1-uijUa_LcRUJ68vAL4hq6S58Q0kSpNTFs9fplac3u0C_ZvDV44aW0hJtoxGjYIYzllSAeHPApN67ujYLDSeDhUw4mPg/s400/museum+lontar+3.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tampak depan Museum Gedong Kritya (sumber : Kompas.com)</td></tr> </tbody></table> <b>Museum Gedong Kirtya</b> yang sebelumnya dikenal dengan nama "Kirtya Liefrinck Van der Tuuk" ini dibangun okeh cendekiawan asal Belanda. Museum ini memiliki luas lahan sekitar 300 meter persegi, berdiri pada tanggal 2 Juni 1928 dan mulai dibuka untuk umum pada tanggal 14 September 1928.<br /> <br /> <b>Museum Gedong Kirtya</b> berada di kawasan perkotaan, tepatnya Jalan Veteran No. 20, Singaraja, tidak jauh dari Kantor Bupati Buleleng berada.<br /> <br /> Jika Anda datang dari Pantai Lovina, hanya berjarak 10 kilometer ke arah timur. Dari luar akan nampak bangunan arsitektur kuno. Sekilas, seperti bangunan tak berpenghuni, padahal di dalamnya terdapat ribuan koleksi lontar yang tersimpan rapi dalam kotak yang disebut <i>keropak</i> yang panjangnya sekitar 60 centimeter.<br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVreWsCYykTdftMSriiWKWGySG6_EOpcRU_O77mSgBXa9w7AIVtcE2SNsINbf1eOsbAI44frEP-Zvo0xOK4Tyspbijh2ClNBJFjLUKL__DA496h184gT_FeMpIYquzZnGrCNBwCoFRqD0/s1600/museum+lontar+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Keropak di Museum Gedong Kirtya." border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVreWsCYykTdftMSriiWKWGySG6_EOpcRU_O77mSgBXa9w7AIVtcE2SNsINbf1eOsbAI44frEP-Zvo0xOK4Tyspbijh2ClNBJFjLUKL__DA496h184gT_FeMpIYquzZnGrCNBwCoFRqD0/s400/museum+lontar+1.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Keropak tempat menyimpan lontar (sumber : Balebengong.net)</td></tr> </tbody></table> Semua koleksi tersusun rapi berdasarkan kelompok atau klasifikasi. Barisan paling atas Lontar Sasak, isinya tentang budaya Sasak. Kemudian Matrastawa (mantra/puja/weda), Niticastra (etik), Wariga (astronomi dan astrologi), Tutur (petuah), Usadha (pengobatan tradisional), Geguritan (kidung), Babad Pamancangah (sejarah), Satua (cerita rakyat). Semua lontar berbahasa Jawa kuno dan Sansekerta. Cuma, dalam Lontar Satua hanya menggunakan bahasa Bali.<br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7LP6Vtk8zT-xXOHB3M90dALUaXKFNHYsIBk4hlYFeK8141VdIDBoA_12ceD7SQKRb4pVipmXHrsRMwDu_N8tvqLu-UHqfZNUJ-8vgA0w9IWEVCv2hxDdR-umDPvrClM38DTDDEFsZ2bU/s1600/museum+lontar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museumpedia.blogspot.com" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7LP6Vtk8zT-xXOHB3M90dALUaXKFNHYsIBk4hlYFeK8141VdIDBoA_12ceD7SQKRb4pVipmXHrsRMwDu_N8tvqLu-UHqfZNUJ-8vgA0w9IWEVCv2hxDdR-umDPvrClM38DTDDEFsZ2bU/s400/museum+lontar.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Salah satu ruang museum (sumber : Kompas.com)</i></td></tr> </tbody></table> <b>Museum Gedong Kirtya</b> memiliki 1.757 koleksi lontar bernilai sejarah berasal dari berbagai daerah di Pulau Dewata yang sangat diminati kalangan wisatawan domestik dan mancanegara.<br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9bZ4BgdncaA141CWTd9ILqqIhDhB7BhzZi7HONFZ2JhL-G4AovFmXpjCDNABGPPAdaKwxYJJBPqMBNqhS3kVr7Wrh8x0ybD42CiA00MxLuYGsGdiK9d8f_7GQihfzqAMk206SoXv6wjI/s1600/museum+lontar+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Lontar di museum Gedong Kirtya." border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9bZ4BgdncaA141CWTd9ILqqIhDhB7BhzZi7HONFZ2JhL-G4AovFmXpjCDNABGPPAdaKwxYJJBPqMBNqhS3kVr7Wrh8x0ybD42CiA00MxLuYGsGdiK9d8f_7GQihfzqAMk206SoXv6wjI/s400/museum+lontar+2.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Lontar koleksi Museum Gedong Kritya (sumber : Balebengong.net)</i></td></tr> </tbody></table> Selain lontar asli, museum teks tertua di Pulau Dewata itu juga memiliki salinan lontar sebanyak 4.867 buah dan dari jumlah itu yang belum disalin mencapai 3.110 buah, sampai pada 2015.<br /> <br /> Museum lontar ini terdiri dari lima bangunan. Setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing.  <br /> - Ruang 1 menyimpan lontar atau buku tua; <br /> - Ruang 2 tempat salinan lontar; <br /> - Ruang 3 tempat administrasi; <br /> - Ruang 4 sebagai tempat pameran;<br /> - Ruang 5 sebagai tempat oerbaikan lontar.<br /> <br /> Pada umumnya pengunjung maupun peneliti yang berkunjung lebih tertarik melihat lontarnya daripada salinannya. Kebanyakan wisatawan asing yang datang berasal dari negara Belanda. Pertanyaan tentang isi dan tahun pembuatan lontar sering ditanyakan, karena di sini semua lontar diberi judul menggunakan bahasa Bali.<br /> <br /> Pengunjung pun bebas melihat semua bentuk lontar. Petugas memberi sambutan kepada setiap pengunjung yang datang, baik lokal maupun domestik. Wisatawan diperlihatkan bentuk lontar dan diceritakan dari isi tersebut yang tertulis dalam bahasa Sansekerta. Di sini ada petugas yang khusus mendampingi wisatawan asing untuk menerjemahkan lontar dalam bahasa Inggris.<br /> <br /> Setiap tahun <i>Museum Gedong Kirtya</i> juga menerbitkan buku-buku dari kumpulan lontar. Beberapa lontar yang disalin menjadi buku seperti usada, pawecakan banten dalam upacara-upacara, dari salinan itu menjadi buku tentang banten.<br /> <br /> Keinginan pengelola museum untuk memiliki ruangan kedap suara dan kedap udara sebagai tempat penyimpan lontar masih belum dapat terpenuhi, karena faktor terbatasnya anggaran. Padahal ruangan ini diperlukan agar lontar yang tersimpan tidak mudah rusak karena keteraturan suhu.<br /> <br /> <br /> <b>Alamat Museum Gedong Kirtya </b><br /> Jl. Veteran No. 20, Buleleng, Singaraja, Bali<br /> Telp. 22645<br /> <b> Jam Buka</b><br /> - Senin-Kamis pk. 08.00-16.00<br /> - Jumat 08.00-13.00<br /> - Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional tutup.<br /> <br /> <b>Tiket Masuk</b><br /> Gratis</div>

Berwisata ke Buleleng, jangan hanya menyambangi Pantai Lovina, sempatkan juga mampir ke Museum Gedong Kirtya , merupakan satu-satunya museu...

Museum Abad Kejayaan Sabang Resmi Dioperasikan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <b>Museum Abad Kejayaan Sabang</b> hadir di Pulau Weh Kota Sabang. Museum yang terletak di Jalan O Surapati, Gampong Kuta Ateuh, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, ini diresmikan operasionalnya oleh Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) Ir Fauzi Husen, pada 2 Desember 2015.<br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGq8IwJdDJECeyAXWkjQGroXZeHrx3CGffvhgh7LH8mxH5y5NoLPAkHKtKE4laNk8jvIBWb348jN9YMxcSQpxp6Db9HO3icjVBjV0Li9aye36LAGKlv4kTEm_tsR3up7A_FR_RTRhHEK4/s1600/museum+kejayaan+subang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Abad Kejayaan Subang." border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGq8IwJdDJECeyAXWkjQGroXZeHrx3CGffvhgh7LH8mxH5y5NoLPAkHKtKE4laNk8jvIBWb348jN9YMxcSQpxp6Db9HO3icjVBjV0Li9aye36LAGKlv4kTEm_tsR3up7A_FR_RTRhHEK4/s400/museum+kejayaan+subang.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Gedung Museum Kejayaan Subang (sumber : Rri.co.id)</i></td></tr> </tbody></table> Museum Abad Kejayaan Sabang menempati salah satu bangunan peninggalan penjajahan Belanda di Kota Sabang. Didalamnya menyajikan informasi dan pengetahuan tentang sejarah kejayaan Sabang tempo dulu, sehingga apa yang ditampilkan merupakan kilas balik Abad Kejayaan Sabang.<br /> <br /> Sebagai museum yang masih baru, pihak pengelola museum mengharapkan dukungan berbagai pihak termasuk kolektor untuk memberikan saran dan pendapat serta sumbanganya dalam bentuk, dokumentasi, benda antik atau lainnya yang berhubungan dengan historis masa kejayaan Sabang saat dikenal dengan nama Kolen Station (1881-1942).<br /> <br /> Karena itu BPKS terus berusaha melengkapi koleksi Museum Sabang ini, antara lain berupa pembangunan theater, yang berdiri persis disebelah bangunan utama museum, yang diharapkan nantinya akan memutar film-film dokumenter tentang Sabang masa lalu.<br /> <br /> Secara historis Pelabuhan Sabang pertama sekali dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1881 dengan kegiatan utamanya pengisian air dan batubara ke kapal yang disebut "Kolen Station".<br /> <br /> Pelabuhan ini dikelola oleh Firma De Lange yang diberi kewenangan untuk membangun berbagai fasilitas pelabuhan pada tahun 1887. Operasional pelabuhan dilaksanakan oleh Maatschaapij Zeehaven en Kolen Station, yang kemudian dikenal dengan nama Sabang Maatsscappij tahun 1895.<br /> <br /> Kemudian, pada era zaman Belanda, Pelabuhan Sabang telah berperan sangat penting sebagai pelabuhan alam untuk pelayaran internasional terutama dalam mendukung perdagangan komoditi hasil alam Aceh yang diekspor ke negara-negara Eropa.<br /> <br /> Kejayaan VrijHaven Sabang ini berakhir pada saat Perang Dunia ke-2 dimana Jepang menguasai Asia Timur Raya tahun 1942 dan mengalami kehancuran fisik sehingga Sabang sebagai pelabuhan bebas ditutup.<br /> <br /> Dengan berdirinya <b>Museum Kejayaan Subang</b> diharapkan generasi-generasi sekarang dapat mengingat kembali bagaimana kejayaan masa lalu dan bermanfaat tidak hanya sebagai destinasi wisata baru, tapi juga dapat dijadikan sarana edukasi dan motivasi bagi generasi berikutnya.</div>

Museum Abad Kejayaan Sabang hadir di Pulau Weh Kota Sabang. Museum yang terletak di Jalan O Surapati, Gampong Kuta Ateuh, Kecamatan Sukaka...

Museum Kereta Api Sawahlunto, Rumah Legenda Mak Itam

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="MsoNormal"> <b>Museum Kereta Api Sawahlunto</b> - Sawahlunto adalah kota tambang di masa lalu, di sini berdiri Museum Kereta Api Sawahlunto, sebagai penanda dan fakta sejarah bahwa kereta api pernah memainkan peranan penting di salah satu kota di wilayah Sumatera Barat ini.</div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2bJL3SLaNrJvKRGNtVPsGUgwH-FwG2f3WU4xTRmw382tYLDTej3FJubG_oEVoSHvJQCpDTZRNCrM4ELyk3-ISySOsXPE1uRydfzn2Try6dgqF33V04WAF5ovdwFf4fm-fg7CJHbvMVQ4/s1600/museum+ka+sawahlunto.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum kereta api Sawahlunto." border="0" height="297" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2bJL3SLaNrJvKRGNtVPsGUgwH-FwG2f3WU4xTRmw382tYLDTej3FJubG_oEVoSHvJQCpDTZRNCrM4ELyk3-ISySOsXPE1uRydfzn2Try6dgqF33V04WAF5ovdwFf4fm-fg7CJHbvMVQ4/s400/museum+ka+sawahlunto.JPG" title="" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Museum kereta api Sawahlunto (sumber : Yukpiknik.com)</td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Di masa lalu terjadi eksploitasi tambang batubara secara besar-besaran di Sawahlunto oleh pemerintah kolonial Belanda. Kereta api digunakan sebagai pengangkut batubara sampai ke Pelabuhan Teluk Bayur di Padang dengan menggunakan lokomotif uap.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Pada abad ke-19, batubara merupakan bahan bakar penting untuk berbagai moda transportasi, termasuk kapal. Sementara kapal merupakan moda transportasi andalan untuk mengangkut rempah-rempah dan hasil bumi lain antarpulau dan benua pada masa itu.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Setelah penemuan kandungan batubara yang mencapai 200 juta ton oleh WH de Greeve pada 1868, Belanda membangun permukiman dan fasilitas perusahaan tambang batubara Ombilin. Termasuk mengusahakan jalur pengangkutan batubara yang efektif, karena letak Sawahlunto berada di tengah perbukitan dan jauh dari pelabuhan internasional. </div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Sejarah perkeretaapian di Sumatera Barat pun dimulai dengan dibangunnya jalur kereta api dari Sawahlunto ke Emma Haven (Teluk Bayur) dengan melintasi Lembah Anai dan menyusuri Danau Singkarak, yang dilakukan oleh perusahaan kereta api Sumatera atau Sumatra Staats Spoorwegen mulai tahun 1891 dan selesai seluruhnya pada tahun 1894. </div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Ada lima tempat pemberhentian di jalur kereta api angkutan batubara Sawahlunto – Teluk Bayur yang berjarak 151,5 Km ini, yaitu di Solok, Batubata, Padang Panjang, Kayu Tanam, dan terakhir di Teluk Bayur. Dibutuhkan waktu sampai 10 jam non-stop untuk menempuh jarak sejauh itu, karena kondisi jalan yang menanjak dan berkelok.<span style="background: white; color: #4b4b4b; font-family: "helvetica" , "sans-serif";"> </span>Satu lokomotif uap bisa menarik 40 gerbong batubara.</div> <div class="MsoNormal"> Sampai pada tahun 1970-an beroperasinya lokomotif diesel, pengangkutan batubara semakin bergairah. Dalam sehari, pengangkutan gerbong melonjak menjadi 200 gerbong.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Sejalan dengan makin intensifnya pembangunan jalan, perlahan tapi pasti telah menggeser peran kereta api sebagai angkutan utama. Selain itu, masa kejayaan tambang batubara juga sudah surut.<br /> <br /> Puncaknya pada tahun 2003, pengangkutan batubara dengan kereta dihentikan karena produksi tambang yang merosot drastis. Gedung stasiun kereta api Sawahlunto dibangun pada 1912, namun sejak 2003 angkutan batubara tidak lagi memakai kereta api, sekaligus menandai berakhirnya era perkeretaapian di Sawahlunto. </div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Jejak sejarah itu kini diabadikan dalam bentuk Museum Kereta api Sawahlunto yang akan mengajak pengunjung menembus waktu ke zaman pra kemerdekaan. Bangunan stasiun kereta api tersebut sekarang berubah fungsi menjadi museum. Museum kereta api Sawahlunto diresmikan pada 17 Desember 2005, merupakan museum kereta api kedua setelah Museum Kereta Api Ambarawa.</div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXFXLJVRU4ChHwgYpkx9LleGGwDhuqiqqswAOvpeorDGrtfK4BxULrKPhhpqz3eG0W5Vj6LVtkWwVUFiRSCog8BOehA_7dCzJL431g34apCZmnryecxbzu7XGw_j_VqV8A77CGelRZyyk/s1600/museum+ka+sawahlunto.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXFXLJVRU4ChHwgYpkx9LleGGwDhuqiqqswAOvpeorDGrtfK4BxULrKPhhpqz3eG0W5Vj6LVtkWwVUFiRSCog8BOehA_7dCzJL431g34apCZmnryecxbzu7XGw_j_VqV8A77CGelRZyyk/s640/museum+ka+sawahlunto.JPG" width="640" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu koleksi Museum KA Sawahlunto (sumber : Kompas.com)</td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Museum Kereta Api Sawahlunto menyimpan literatur tentang lokomotif uap dan sejarah perkeretaapian di Sawahlunto. Anda akan menemukan replika lokomotif berukuran kecil, jam kuno, ketel-ketel uap, hingga terompet langsir yang digunakan juru langsir saat berganti posisi loko. </div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <b>LEGENDA MAK ITAM<br /> </b><br /> Di museum ini juga menjadi tempat peristirahatan lokomotif uap, Mak Itam, yang namanya telah melegenda. <b>Mak Itam</b> adalah lokomotif uap di masa akhir kejayaannya tahun 1965-1966 yang bertugas di kota Sawahlunto. Generasi pertama jenis lokomotif ini adalah generasi tahun 1926, buatan Esslingen, Jerman. Lokomotif ini memiliki kemampuan menaiki jalur rel menanjak yang ditopang dengan gerigi khusus.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5mRUsc4yAZL8xJ7aMEGb-TnsMu2FIWN6LQHYlvmHdPNkSWLkOShOrhbEegsg5r6KM5dQOWtXk0dlD1MCRbWkVtp_y-IX3afOx7RGCcYLKOGaMtqR4Lpp9odxq3xYAiIpH5JQDtE9GIBw/s1600/mak+itam.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Legenda kereta api uap Mak Itam." border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5mRUsc4yAZL8xJ7aMEGb-TnsMu2FIWN6LQHYlvmHdPNkSWLkOShOrhbEegsg5r6KM5dQOWtXk0dlD1MCRbWkVtp_y-IX3afOx7RGCcYLKOGaMtqR4Lpp9odxq3xYAiIpH5JQDtE9GIBw/s640/mak+itam.JPG" title="" width="640" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Mak Itam bersama Bukhari, Kepala Perawatan KA dan Masinis Kereta Uap (sumber : Kompas.com)</i></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Pada masanya, Mak Itam termasuk salah satu lokomotif uap yang menjadi moda transportasi penting untuk menarik gerbong batubara dari lubang tambang ke Pelabuhan Emmahaven yang kini dikenal dengan sebutan Pelabuhan Teluk Bayur di Padang.</div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc__bwMRINE4v9V2woGb1V3Wd7ErQPrm1spuE1PSjMlU1lU2_PEw_d4qb3_tg49U_XBfectGA8XBHpEdrCoPm_O6WOY32LXTCrHbcmHC441GnOqg97A5natycykRMSdvEJtDle9Uyunzs/s1600/museum+ka+mak+itam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc__bwMRINE4v9V2woGb1V3Wd7ErQPrm1spuE1PSjMlU1lU2_PEw_d4qb3_tg49U_XBfectGA8XBHpEdrCoPm_O6WOY32LXTCrHbcmHC441GnOqg97A5natycykRMSdvEJtDle9Uyunzs/s640/museum+ka+mak+itam.jpg" width="640" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Kiprah Mak Itam dalam balap sepeda Tour de Singkarak (sumber : Kaskus.co.id)</i></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Setelah era batubara usai, perjalanan kereta di Sawahlunto dialihkan untuk mendukung pariwisata. Mak Itam dan satu lokomotif diesel sempat difungsikan sebagai kereta wisata yang beroperasi saban hari Minggu atau apabila ada pesanan khusus.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> Lokomotif uap dengan nomor seri E 1060 ini pernah menjadi kereta wisata dengan rute Stasiun Sawahlunto - Muara Kalaban yang berjarak sekitar 8 km. Dibutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke stasiun Muara Kalaban, dengan kecepatan kereta rata-rata 10km/jam saja. Sedangkan lokomotif diesel menjadi pengangkut kereta wisata dengan rute Solok-Sawahlunto-Solok-Batutaba-Solok-Sawahlunto-Solok.</div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2C1rtRa-GTJtXRQKSVURi4MCrCvvC-h8tDsFQCpZ8nSCLjO0UVEWHbpXYk0d_r8JiPshE3cycC6LjSCOGCpaqe0_eH5uiq1dMWFRXY9_qIrFc0s3JeFpeyfmial7aDHnOLPMjj8J4x44/s1600/museum+ka+gerbong-kayu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2C1rtRa-GTJtXRQKSVURi4MCrCvvC-h8tDsFQCpZ8nSCLjO0UVEWHbpXYk0d_r8JiPshE3cycC6LjSCOGCpaqe0_eH5uiq1dMWFRXY9_qIrFc0s3JeFpeyfmial7aDHnOLPMjj8J4x44/s640/museum+ka+gerbong-kayu.jpg" width="640" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Gerbong yang ditarik Mak Itam (kiri) dan interior gerbong (sumber : Detik.com)</i></td></tr> </tbody></table> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> Namun sejak awal 2013, tak terdengar lagi suara jeritan Mak Itam. Kebocoran pada 12 pipa pembakaran disebut-sebut membuat Mak Itam tak mampu beroperasi lagi. Akhirnya ia diistirahatkan di salah satu ruangan penyimpanan museum. Disampingnya berjajar gerbong kayu membawa penumpang yang biasa ditarik Mak Itam. Tetapi pengunjung yang datang ke <b>Museum Kereta Api Sawahlunto</b> masih bisa melihat sosoknya. Jika bisa, Mak Itam mungkin akan bercerita banyak tentang sumbangsihnya selama hampir setengah abad di dunia perekeretaapian Indonesia.</div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <b><span style="font-size: large;">Museum Kereta Api Sawahlunto</span><o:p></o:p></b></div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> Jalan Kampung Teleng, Kelurahan Pasar, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. </div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> Telepon 0754-61023. </div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <b>Jam Buka <o:p></o:p></b></div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> Selasa – Minggu: 08.00 – 17.00, </div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> Senin: Tutup. </div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <b>Tiket Masuk</b> </div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> Umum: Rp 3.000, </div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> Pelajar dan anak-anak: Rp 1000, </div> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> Kereta Api Mak Hitam (hanya hari Minggu) Rp. 50.000.</div> <br /> <div class="MsoNormal"> <br /></div> </div>

Museum Kereta Api Sawahlunto - Sawahlunto adalah kota tambang di masa lalu, di sini berdiri Museum Kereta Api Sawahlunto, sebagai penanda...

Pesona Museum Bank Indonesia Di Jakarta

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="MsoNormal"> <b>Museum Bank Indonesia</b> pantas menjadi destinasi wisata pendidikan. Museum Bank Indonesia yang berlokasi di kawasan Kota Tua Jakarta ini menerapkan <b>konsep museum pintar</b> sebagai sarana edukasi bagi pengunjung agar lebih memiliki pemahaman seputar fungsi dan tugas bank sentral.</div> <div class="MsoNormal"> Pengunjung Museum Bank Indonesia tidak hanya disuguhkan diorama tentang sejarah bank sentral. Jika ada rombongan mahasiswa atau pelajar, setelah berkeliling museum maka akan diajak ke Auditorium untuk berdiskusi seputar ekonomi terkini dan peran Bank Indonesia. Ini menjadi poin yang tidak terdapat di banyak museum lainnya.</div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxnwgmRVFjX1x7KRFWNE8PH1YBjFbLlDQiH2R3_9gFRYaUIHIasHe_GK6yH7beZO19AqjcQZ1db7cU_3LDmCCj7oGAgGGibiNNuxw38n8_LNmW8bsApjp22YmNW03LIwnVcFzLL6pXwVk/s1600/museum+bi+dpn.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Bank Indonesia Jakarta." border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxnwgmRVFjX1x7KRFWNE8PH1YBjFbLlDQiH2R3_9gFRYaUIHIasHe_GK6yH7beZO19AqjcQZ1db7cU_3LDmCCj7oGAgGGibiNNuxw38n8_LNmW8bsApjp22YmNW03LIwnVcFzLL6pXwVk/s400/museum+bi+dpn.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Gedung Museum Bank Indonesia (sumber : Wisatanesia.co)</i></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Pada awalnya <i>Museum Bank Indonesia</i> adalah sebuah rumah sakit umum yang bernama Binnen Hospitaal, lalu pada sekitar tahun 1828, diubah fungsinya menjadi sebuah bank dengan nama De Javashe Bank. Setelah masa kemerdekaan pada tahun 1953, bank ini dinasionalisasi menjadi bank sentral Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai Bank Indonesia. </div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Pada tahun 1962, Bank Indonesia pindah ke gedung baru. Gedung yang ditinggalkan dibiarkan kosong dan tidak digunakan lagi. Akhirnya pada 15 Desember 2006, Gubernur Bank Indonesia waktu itu, Burhanuddin Abdullah, yang menghargai nilai sejarah yang tinggi gedung tersebut, meresmikan bangunan kosong tersebut sebagai Museum Bank Indonesia.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Dari nilai historis pada gedung ini, pemerintah akhirnya menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya. Di samping itu, BI juga memiliki benda-benda dan dokumen-dokumen bersejarah yang perlu dirawat dan diolah untuk dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi masyarakat.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <b>KOLEKSI MUSEUM BANK INDONESIA</b></div> <div class="MsoNormal"> Museum Bank Indonesia beroperasi penuh sejak 2008, menampilkan berbagai informasi dari masa penjajahan sampai masa kini mengenai sejarah dan peran Bank Indonesia. Yang menarik informasi tersebut ditampilkan menggunakan perangkat multimedia dalam bentuk display audio video, diorama 3 dimensi dan replika dengan teknologi tingkat tinggi secara lengkap, sehingga pengunjung lebih memahami dengan detail fungsi dan peran Bank Indonesia dari waktu ke waktu bak melewati lorong waktu.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Museum Bank Indonesia terdiri dari dua lantai, dimana lantai pertama terdiri dari pintu masuk utama, pintu masuk belakang, ruang pengeluaran, dan pengedaran uang perpustakaan serta kafe museum. Namun biasanya pengunjung langsung menuju ke lantai dua, karena di sinilah tempat untuk pameran tetap koleksi yang ada di Museum Bank Indonesia.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Lantai dua terdiri dari lobi, ruang penitipan barang, ruang pelayanan pengunjung, ruang lokakarya teater, ruang pengantar sejarah, pra BI serta ruang pameran tetap, serta ruang emas.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Sebelum masuk museum di lantai dua, pengunjung akan menitipkan barang bawaan selain dompet dan ponsel di tempat penitipan barang. Selanjutnya  masuk ke ruang pelayanan pengunjung untuk mengambil tiket sebagai tanda masuk ke dalam museum.</div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxr33c03FL7ao5bqp8EkSPzIgbR6xX4ejPWTmzWuSnv4b0FRgURAlfsDt-fUjN3G6Ne_HulhwHgszCgN0YlttcXFk6bnRN-leo1vYwhVkp9irRiOCj5gJBn0xwjfhxqB_VTRC7IB2J268/s1600/museum+bi+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxr33c03FL7ao5bqp8EkSPzIgbR6xX4ejPWTmzWuSnv4b0FRgURAlfsDt-fUjN3G6Ne_HulhwHgszCgN0YlttcXFk6bnRN-leo1vYwhVkp9irRiOCj5gJBn0xwjfhxqB_VTRC7IB2J268/s320/museum+bi+1.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Tiket masuk museum Bank Indonesia (sumber :http://www.Jflinq.com)</i></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Asyiknya, tiket masuk museum ini gratis karena seluruh pengelolaan Museum Bank Indonesia ini dibiayai oleh pemerintah Indonesia.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Di ruang galeri pertama di <i>Museum Bank Indonesia, </i>para pengunjung diajak untuk mengenal mata uang Indonesia melalui teknologi hologram. Namun sayang layar hologram yang berada di museum ini sudah rusak. </div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Sg7H1M9TIlWvSPG9zGv8MJtjkrOvg38X0eNHI_hxhTUuRAIUI4QKn3BYUVEV3sdMwE_UOtHJgLs25WfnvSlqJmjdb2OeR6ZAwkz6_sJZlQXvx6AZ29X1Ie7uI0DZdll-kFfQJgeoMsc/s1600/museum+bi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="227" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Sg7H1M9TIlWvSPG9zGv8MJtjkrOvg38X0eNHI_hxhTUuRAIUI4QKn3BYUVEV3sdMwE_UOtHJgLs25WfnvSlqJmjdb2OeR6ZAwkz6_sJZlQXvx6AZ29X1Ie7uI0DZdll-kFfQJgeoMsc/s400/museum+bi.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Salah satu sudut Museum Bank Indonesia (sumber : Tempo.co)</i></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Kemudian pengunjung akan masuk ruang teater yang akan memberikan penjelasan mengenai proses pencetakan uang, pendistribusian uang dan hal seputar tugas BI. Teater ini umumnya hanya diputar jika ada rombongan atau jika pengunjung terlihat jumlahnya cukup banyak, maka teater akan dibuka. Hal ini akan diumumkan dari pengeras suara yang menginformasikan bahwa akan ada pemutaran di teater.</div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoY6ETt7BgrpggIlYNf_Fu5kK_7guZV_LEqDp4sTlL3i3p5OvMOPUdq64TNLEw6xr2lZWa2uNBZbBPG2Io3D3o3Wif5B_E5wy7KDuB5sShQv3i0YO6wyWUmH339auy8aNC6Odg7TnGLTA/s1600/museum+bi+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoY6ETt7BgrpggIlYNf_Fu5kK_7guZV_LEqDp4sTlL3i3p5OvMOPUdq64TNLEw6xr2lZWa2uNBZbBPG2Io3D3o3Wif5B_E5wy7KDuB5sShQv3i0YO6wyWUmH339auy8aNC6Odg7TnGLTA/s640/museum+bi+3.jpg" width="640" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Diorama transaksi bank tempo doeloe (sumber : Indonesia.travel)</i></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Pada ruang sejarah Bank Indonesia, yang terbagi dalam dua tema besar, yaitu sejarah pra-Bank Indonesia dan Sejarah Bank Indonesia, ditampilkan visualisasi sejarah di masa perdagangan rempah-rempah di Nusantara dan berdirinya Vereenigde Oostindische Compagnie VOC – serikat dagang hindia belanda, hingga runtuhnya kejayaan bahari nusantara.</div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitTtJFHhMixzEVD9-buwFKobOT9MiBwMBPEvgmiaGbUUrjwk-Opqg107QfyvpjJZwREHQ2J47R5wz9fQVVsav5lrrKyCgZlzNDIciTi_lphbtIkZnEILUSDyty2mmB-faCBFF5PT_hg3M/s1600/museum+bi+timelime.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitTtJFHhMixzEVD9-buwFKobOT9MiBwMBPEvgmiaGbUUrjwk-Opqg107QfyvpjJZwREHQ2J47R5wz9fQVVsav5lrrKyCgZlzNDIciTi_lphbtIkZnEILUSDyty2mmB-faCBFF5PT_hg3M/s640/museum+bi+timelime.jpg" width="640" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Time sejarah di museum Bank Indonesia (sumber : Jflinq.com)</i></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Perkembangan mengenai mata uang Indonesia juga ditampilkan di museum ini. Para pengunjung juga bisa melihat replika dari ruang penyimpanan cadangan emas negara. Bahkan para pengunjung juga bisa berfoto di lembar mata uang Indonesia yang juga sudah disediakan oleh pengelola<b> Museum Bank Indonesia</b>.</div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS01K1wUXphVsxDS3XobGUXltFQhHUCNYceZouPb1ketbjykc9jIK2x9WGhzg6wT-eIKlbqLEvQsGxRpb0Sm8ioJ7eiObu9E5r9R2da8RBzBdlkFWtiOF8q2HjvMyPCBFy4vWXn9kAZWs/s1600/museum+bi+emas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS01K1wUXphVsxDS3XobGUXltFQhHUCNYceZouPb1ketbjykc9jIK2x9WGhzg6wT-eIKlbqLEvQsGxRpb0Sm8ioJ7eiObu9E5r9R2da8RBzBdlkFWtiOF8q2HjvMyPCBFy4vWXn9kAZWs/s400/museum+bi+emas.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Tumpukan emas batangan (sumber : Tempo.co)</i></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal"> Pada hari biasa, pengunjung Museum Bank Indonesia memang tidak terlalu banyak, namun pada akhir pekan rata-rata pengunjung mencapai 1.000 orang, baik pelajar maupun masyarakat umum.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Sedikit tip bagi Anda yang ingin mengunjungi Museum Bank Indonesia, sebaiknya tidak membawa balita. Hal ini karena materi di museum ini kurang sesuai untuk balita. Walaupun tidak ada larangan dari pihak pengelola museum, namun berdasarkan pengalaman banyak yang rewel dan menangis begitu memasuki lorong ruangan pameran. </div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Selain itu agar hasil pengambilan foto maksimal, sebaiknya siapkan kamera yang mampu menangkap gambar dengan kondisi cahaya minim, mengingat sebagian besar ruang pamer diseting dalam kondisi gelap.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Mencari lokasi Museum Bank Indonesia Bank Indonesia di Jakarta tidaklah sulit. Selain mudah ditempuh dengan kendaraan pribadi, ada banyak transportasi publik yang bisa dipilih: mobil angkutan kota, bus, bus TransJakarta, bahkan kereta rel listrik KRL maupun kereta api antar kota.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> Berada di jalan Pintu Besar Utara, Jakarta Barat, letak bangunan Museum BI tidak jauh dari Stasiun Kota (lazim pula disebut Beos Kota). Nah, persis di depan stasiun yang sudah begitu tersohor dan jadi tujuan beragam sarana transportasi di Ibu Kota itu Museum BI Jakarta berdiri.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <b>Museum Bank Indonesia Jakarta</b><br /> Jl. Pintu Besar Utara No 3 Jakarta Barat – Indonesia.<br /> Nomor Telepon: 021-2600158.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <b>Waktu Kunjungan</b><br /> Hari Selasa – Kamis : 08.00 – 15.30 WIB</div> <div class="MsoNormal"> Jumat : 08.00-15.30 (11.35-13.00 Tutup/Sholat Jumat)<br /> Hari Sabtu – Minggu : 08.00 – 16.00 WIB<br /> Hari Senin & Hari Libur Nasional Tutup.</div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <b>Tiket Masuk <o:p></o:p></b></div> <br /> <div class="MsoNormal"> Tidak dipungut biaya/gratis.</div> </div>

Museum Bank Indonesia pantas menjadi destinasi wisata pendidikan. Museum Bank Indonesia yang berlokasi di kawasan Kota Tua Jakarta ini me...

Museum Sang Nila Utama Pekanbaru Punya Koleksi Pertambangan Chevron

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <b>Museum Sang Nila Utama Pekanbaru</b> - Salah satu museum di Pekanbaru yang memiliki ribuan koleksi benda-benda sejarah adalah museum daerah <i>Sang Nila Utama</i>. Museum yang diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 9 Juli 1994 ini, berada di Jalan Jenderal Sudirman nomor 194 Pekanbaru.<br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvCB2eXNCZPREtKZ5eEAmwplCGrQRYgY2yiiM7tkUGYZD4izX7uHtwdyFln8BvvFjouH7HvFjli1b10s_uXzIX7kEhwCQbeXNdahr82cqM-4emR3nSE51O5d_YFaPnNIUotdMkKNl6E80/s1600/sang+nila+utama+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Sang Nila Utama Pekanbaru." border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvCB2eXNCZPREtKZ5eEAmwplCGrQRYgY2yiiM7tkUGYZD4izX7uHtwdyFln8BvvFjouH7HvFjli1b10s_uXzIX7kEhwCQbeXNdahr82cqM-4emR3nSE51O5d_YFaPnNIUotdMkKNl6E80/s400/sang+nila+utama+1.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Tampak depan museum Sang Nila Utama (sumber : Museumku.wordpress.com)</i></td></tr> </tbody></table> Pada awalnya museum ini dikenal dengan nama Museum Negeri Provinsi Riau, yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 9 Januari 1991. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian direvisi dengan UU No. 32 tahun 2001 tentang Pemerintahan Daerah, maka museum ini berganti menjadi Museum Daerah. Dan atas inisiatif kepala museum waktu itu, museum ini diberi nama <i>Sang Nila Utama</i> yang merupakan seorang raya yang berkuasa sekitar abad ke-13 di Pulau Bintan.<br /> <br /> <b>Museum Sang Nila Utama</b> memiliki ruang pameran tetap seluas 1.123 m2 dengan bentuk arsitektur Tradisional Riau dan terdiri dari dua lantai.<br /> <br /> Selain ruang pameran tetap yang menjadi pusat kunjungan masyarakat, museum juga memiliki fasilitas lain yang berfungsi penunjang.<br /> <br /> Fasilitas tersebut antara lain taman yang dilengkapi sarana bermain, gedung auditorium yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum, perpustakaan dan lain-lain.<br /> <h3> <b>Koleksi Museum Sang Nila Utama</b></h3> <b>Museum Sang Nila</b> Utama memiliki koleksi lebih dari 1500 buah. Berbagai koleksi ini diklasifikasi menjadi sepuluh jenis, yatu Geologika/geografika, Biologika, Etnografika, Arkeologi, Historika, Numismatika dan Heraldika, Fisiologika, Keramologika, Senirupa dan Teknologi/modern.<br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigvBaVS7Qx-WDibGoV-F8Vqb2CnUMlHO_4TIbKXodivWJU_1zEK31qOfhPo3-x_yuCIQSpoh8-nFwj8hwXM9JTNhGdQDYWSHITsiVJqRcgaP6qGpbX2iz0aG7_5OqiEcMltIZAMu8nH78/s1600/sang+nila+utama.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigvBaVS7Qx-WDibGoV-F8Vqb2CnUMlHO_4TIbKXodivWJU_1zEK31qOfhPo3-x_yuCIQSpoh8-nFwj8hwXM9JTNhGdQDYWSHITsiVJqRcgaP6qGpbX2iz0aG7_5OqiEcMltIZAMu8nH78/s400/sang+nila+utama.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Salah satu sudut museum Sang Nila Utama (sumber : Tribunnews.com) </i></td></tr> </tbody></table> Dari semua koleksi tersebut, yang paling menjadi andalan adalah batu siput yang memiliki berat 1 ton ditemukan di Koto Kampar.<br /> <br /> Selain benda-benda bersejarah, di museum ini juga terdapat berbagai miniatur seperti miniatur rumah melayu dengan bentuk Dapur Bubung Panjang yang disebut Gajah Menyusu. Ada juga miniatur candi muara takus, istana Siak, Mesjid Raya Pulau Penyengat, Istana Pulau penyengat dan lain-lain. <br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcxHf9STbwQwPfRaF70alxsXoLuL2BYYigPRdlwjGPheelmboh0yF_kPOYD-_UM9ftV9wdFsl7HLgfdqZ5Pttqhxqt_xI9qwHnR1HzGnaeND-9gx7SBTPLnUtkwOcJ2B5oi9f_sF7zhok/s1600/sang+nila+utama+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcxHf9STbwQwPfRaF70alxsXoLuL2BYYigPRdlwjGPheelmboh0yF_kPOYD-_UM9ftV9wdFsl7HLgfdqZ5Pttqhxqt_xI9qwHnR1HzGnaeND-9gx7SBTPLnUtkwOcJ2B5oi9f_sF7zhok/s400/sang+nila+utama+2.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Koleksi miniatur (sumber : Tribunnews.com)</i></td></tr> </tbody></table> Satu hal yang jarang ditemukan di museum lainnya, di museum Sang Nila Utama juga terdapat koleksi pertambangan minyak bumi Chevron. Hal ini karena Provinsi Riau adalah salah satu Provinsi yang menghasilkan minyak bumi terbesar di Indonesia.<br /> <br /> Koleksi peralatan dan barang-barang tambang seperti mata bor, replika pompa ayun, batuan pembentuk minyak bumi, dan crude oil atau minyak mentah menjadi koleksi paling unik di museum Sang Nila Utama di Pekanbaru.<br /> <br /> <div class="MsoNormal"> <b>Alamat Museum Sang Nila Utama<br /> </b><br /> Jalan Jend. Sudirman No. 194<br /> Pekanbaru 28282<br /> Telp/Faks: (0761)33466, 40195<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--><b><o:p></o:p></b></div> <div class="MsoNormal"> <b>Tiket Masuk<br /> </b><br /> Gratis</div> <br /> <div class="MsoNormal"> <b> Jam Kunjung<br /> </b><br /> Senin—Minggu: Pukul 08.00-15.00 WIB</div> </div>

Museum Sang Nila Utama Pekanbaru - Salah satu museum di Pekanbaru yang memiliki ribuan koleksi benda-benda sejarah adalah museum daerah Sa...