MUSEUMPEDIA

Tampilkan postingan dengan label Museum Sejarah. Tampilkan semua postingan

Home > Posts filed under Museum Sejarah

Menyelami Keunikan Museum Negeri NTB

<p style="text-align: left;"><b>Museum Negeri NTB</b> - Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat sebuah tempat
yang menyimpan lengkap benda-benda bersejarah peninggalan masyarakat Lombok dan
Sumbawa. Namanya <b>Museum Negeri NTB</b>, letaknya strategis di pusat kota Mataram,
sangat mudah ditemukan.</p><p style="text-align: left;"><br />Berikut informasi lengkap tentang Museum Negeri NTB sebagai panduan bagi yang berminat mengunjunginya.</p><p style="text-align: left;"><br /></p><h2 style="text-align: left;">Menyelami Keunikan Museum Negeri NTB</h2><p></p><p style="text-align: left;"><br />Terletak di jantung Kota Mataram, Museum Negeri NTB menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan kebudayaan Pulau Lombok serta Sumbawa. </p><p style="text-align: left;"><br />Berada di Jl. Panji Tilar Negara No. 6, Ampenan, museum ini bukan sekadar gudang peninggalan, melainkan pusat edukasi yang mengajak pengunjung memahami warisan provinsi Nusa Tenggara Barat secara menyeluruh.</p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: left;" trbidi="on"><br /></div>
  
  <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
  
  
  
  
  <div dir="ltr" trbidi="on"><br /></div><div dir="ltr" trbidi="on"><h3 style="text-align: left;">Sejarah Singkat dan Lembaga Pengelola</h3><p style="text-align: left;">Pembangunan museum telah dirintis sejak 1976 melalui proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum. Berdasarkan Keputusan Mendikbud RI No. 022/0/1/1982.</p><p style="text-align: left;"><br />Semula berstatus UPT Direktorat Jenderal Kebudayaan, sejak 2001 museum ini dikelola langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB.</p><p style="text-align: left;"><br />Museum Negeri NTB yang diresmikan pada 23 Januari 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Dr. Daoed Joesoef, telah dikelola secara profesional hingga kini. </p><p style="text-align: left;"><br />Dengan koleksi yang terus berkembang dan penataan yang modern, museum ini menjadi destinasi edukatif sekaligus tempat rekreasi budaya yang layak dikunjungi, baik oleh pelajar, wisatawan lokal, maupun mancanegara.</p></div>
  
  
  <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
  
  
  
  <div dir="ltr" trbidi="on"><br /></div><h2 style="text-align: left;">Koleksi Museum Negeri NTB</h2><div dir="ltr" trbidi="on"><br /></div><div dir="ltr" trbidi="on"><p style="text-align: left;">Museum Negeri Nusa Tenggara Barat tidak hanya menyimpan koleksi sejarah, tapi juga menyuguhkan pengalaman mendalam melalui dua aula utama: aula permanen dan aula temporer. </p><p style="text-align: left;"><br />Aula permanen berisi koleksi tetap yang mencerminkan budaya dan sejarah NTB, sedangkan aula temporer kerap digunakan untuk pameran khusus atau tematik, baik oleh pihak museum maupun kolaborasi dengan seniman dan komunitas budaya.</p><p style="text-align: left;"><br />Salah satu ruang yang paling menarik di dalam museum ini adalah <b>Ruang Khasanah</b>. Ruangan ini menampilkan berbagai perhiasan kuno peninggalan kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di Lombok dan Sumbawa. </p><p style="text-align: left;"><br />Di sini, pengunjung bisa menyaksikan secara langsung jejak kejayaan dan kemewahan para bangsawan masa lampau – mulai dari emas berukir hingga aksesori upacara tradisional yang bernilai historis tinggi.</p>
  
  
  <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
  
  
  
  
  <div style="text-align: left;" trbidi="on"><br /></div><p>Namun, museum ini tidak hanya menyimpan benda-benda yang bersifat sejarah dan budaya. Beberapa koleksinya juga dipercaya oleh masyarakat memiliki kekuatan supranatural. </p><p><br />Di antara koleksi tersebut terdapat benda-benda penolak bala, seperti jimat penangkal roh jahat, pengusir makhluk halus, hingga alat penangkal petir. </p><p><br />Koleksi semacam ini memberikan wawasan menarik mengenai kepercayaan lokal dan praktik spiritual masyarakat NTB yang masih bertahan hingga kini.</p><p><br />Koleksi-koleksi museum ditata secara sistematis dalam ruangan yang telah dikelompokkan berdasarkan jenis dan fungsinya. </p><p><br />Hal ini memberikan kenyamanan bagi para pengunjung dalam menjelajahi isi museum. Tak hanya itu, sistem pengatur suhu ruangan juga membantu menjaga kondisi fisik koleksi agar tetap terawat dengan baik, menciptakan suasana eksplorasi yang menyenangkan dan edukatif.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://image.idntimes.com/post/20230817/pusat-geologi-4ef6f9ad15c595603e9926dd61fe2541-0856718249d3d3c434f24e2f338c6503.jpg?tr=w-1920,f-webp,q-75&width=1920&format=webp&quality=75" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2003" data-original-width="1920" height="640" src="https://image.idntimes.com/post/20230817/pusat-geologi-4ef6f9ad15c595603e9926dd61fe2541-0856718249d3d3c434f24e2f338c6503.jpg?tr=w-1920,f-webp,q-75&width=1920&format=webp&quality=75" width="613" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Gedung Pusat Informasi Geologi di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (Googlemaps)</i></td></tr></tbody></table><p style="text-align: center;"><br /></p><p>Secara keseluruhan, lebih dari 7.000 koleksi tersimpan di museum ini, mencakup berbagai bidang: sejarah, biologi, geologi, arkeologi, kebudayaan, hingga keramik. </p><p><br />Hal ini menjadikan Museum Negeri NTB sebagai salah satu museum dengan koleksi terlengkap di wilayah Nusa Tenggara Barat. </p><p><br />Pengunjung dapat menelusuri perjalanan panjang masyarakat NTB dari masa prasejarah, era kerajaan, kolonial, hingga masa modern.</p><div dir="ltr" trbidi="on"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://emmanus.com/wp-content/uploads/2025/01/museum-ntb-buaya.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="460" data-original-width="745" height="395" src="https://emmanus.com/wp-content/uploads/2025/01/museum-ntb-buaya.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Buaya besar dari Dompu, salah satu koleksi museum Negeri NTB (Emmanus.com)</i></td></tr></tbody></table><br /><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /></div>
  
  
  <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
  
  
  
  <div dir="ltr" trbidi="on"><br /></div><p style="text-align: left;">Salah satu koleksi yang kerap menarik perhatian pengunjung adalah seekor buaya muara yang diawetkan, ditempatkan di area depan museum. </p><p style="text-align: left;"><br />Buaya sepanjang 4 meter dan lebar 1 meter ini berasal dari wilayah Dompu, Sumbawa, dan dikenal sebagai salah satu buaya terbesar yang pernah ditemukan di sana. </p><p style="text-align: left;"><br />Pada masa hidupnya, buaya ini sempat membuat heboh masyarakat Dompu karena pernah menyerang warga. </p><p style="text-align: left;"><br />Setelah ditangkap, buaya tersebut diawetkan dan diserahkan ke museum pada tahun 2010 sebagai bagian dari dokumentasi satwa liar sekaligus peristiwa penting di daerah.</p><div style="text-align: left;" trbidi="on"><br /></div></div></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRBf2JzTwnDAZQGu-DQLGKzSLEpQo6BZCYlZW9Rn5feNSffXWLE5yuv3h217sPVN0eG1B5b5AP22F_79czf8z3qp914wO-z2GPVofgUXOSRc5UDnnNbc0HUxd3QyP9IQU46YbI3qhv7Dw/s1600/museum+ntb.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB)." border="0" height="358" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRBf2JzTwnDAZQGu-DQLGKzSLEpQo6BZCYlZW9Rn5feNSffXWLE5yuv3h217sPVN0eG1B5b5AP22F_79czf8z3qp914wO-z2GPVofgUXOSRc5UDnnNbc0HUxd3QyP9IQU46YbI3qhv7Dw/s640/museum+ntb.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Koleksi Museum Negeri NTB tertata rapi (sumber : Okezone.com)</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal"><br /></div><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
    
    
    
    <div class="MsoNormal"><p style="text-align: left;"></p><h3 style="text-align: left;">Koleksi Unggulan</h3><p style="text-align: left;">Hingga survei terakhir, Museum NTB menyimpan lebih dari 7.400 artefak yang merepresentasikan beragam aspek kebudayaan lokal.</p><p style="text-align: left;"><br />Beberapa koleksi menonjol antara lain:</p><p style="text-align: left;">- Busana Pengantin Tradisional Sasak, Samawa, dan Mbojo.</p><p style="text-align: left;"><br />- Kain Tenun Endek dengan motif khas Lombok.</p><p style="text-align: left;"><br />- Senjata Tradisional seperti kris dan tombak Bima.</p><p style="text-align: left;"><br />- Benda Mistis: batu pelet, jimat, dan peralatan ritual masyarakat pesisir.</p><p style="text-align: left;"><br />- Fosil dan Batu Geologi: koleksi fosil flora-fauna purba Pulau Lombok.</p><div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br /></div>
      
      
      <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
      
      
      
      
      <div class="MsoNormal"><br /></div><h2 data-end="2878" data-start="2857">Panduan Berkunjung Museum Negeri NTB</h2><p>
</p><ul data-end="3787" data-start="2880">
<li data-end="3137" data-start="2880">
<p data-end="2903" data-start="2882"><strong data-end="2901" data-start="2882">Jam Operasional</strong></p>
<ul data-end="3137" data-start="2906">
<li data-end="2933" data-start="2906">
<p data-end="2933" data-start="2908">Senin: 10.00–16.00 WITA</p>
</li>
<li data-end="2970" data-start="2936">
<p data-end="2970" data-start="2938">Selasa–Kamis: 08.00–16.00 WITA</p>
</li>
<li data-end="3000" data-start="2973">
<p data-end="3000" data-start="2975">Jumat: 08.00–17.00 WITA</p>
</li>
<li data-end="3075" data-start="3003">
<p data-end="3075" data-start="3005">Sabtu–Minggu: 08.00–13.00 WITA </p>
</li>
<li data-end="3137" data-start="3078">
<p data-end="3137" data-start="3080">Tutup pada hari libur nasional tertentu (cek pengumuman).</p>
</li>
</ul>
</li>
<li data-end="3345" data-start="3139">
<p data-end="3158" data-start="3141"><strong data-end="3156" data-start="3141">Harga Tiket</strong></p>
<ul data-end="3345" data-start="3161">
<li data-end="3188" data-start="3161">
<p data-end="3188" data-start="3163">Anak/ Pelajar: Rp 2.000</p>
</li>
<li data-end="3217" data-start="3191">
<p data-end="3217" data-start="3193">Dewasa Lokal: Rp 4.000</p>
</li>
<li data-end="3249" data-start="3220">
<p data-end="3249" data-start="3222">Wisatawan Asing: Rp 7.000</p>
</li>
<li data-end="3345" data-start="3252">
<p data-end="3345" data-start="3254">Rombongan (≥20 orang): perlu surat permohonan khusus. </p><br /></li>
  
  <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
  
  
  
  
</ul>
</li>
<li data-end="3627" data-start="3347">
<p data-end="3375" data-start="3349"><strong data-end="3373" data-start="3349">Akses & Transportasi</strong></p>
<ul data-end="3627" data-start="3378">
<li data-end="3432" data-start="3378">
<p data-end="3432" data-start="3380"><strong data-end="3390" data-start="3380">Angkot</strong> jurusan Ampenan, turun di depan Museum.</p>
</li>
<li data-end="3516" data-start="3435">
<p data-end="3516" data-start="3437"><strong data-end="3466" data-start="3437">Ojek Online/ Konvensional</strong>: cukup arahkan ke Jl. Panji Tilar Negara No. 6.</p>
</li>
<li data-end="3627" data-start="3519">
<p data-end="3627" data-start="3521"><strong data-end="3531" data-start="3521">Parkir</strong>: tersedia area parkir motor dan mobil di kompleks museum.</p>
</li>
</ul>
</li>
<li data-end="3787" data-start="3629">
<p data-end="3656" data-start="3631"><strong data-end="3654" data-start="3631">Fasilitas Penunjang</strong></p>
<ul data-end="3787" data-start="3659">
<li data-end="3676" data-start="3659">
<p data-end="3676" data-start="3661">Toilet bersih</p>
</li>
<li data-end="3725" data-start="3679">
<p data-end="3725" data-start="3681">Kafetaria kecil (snack lokal, kopi Lombok)</p>
</li>
<li data-end="3787" data-start="3728">
<p data-end="3787" data-start="3730">Souvenir shop (replika patung, tenun, dan prasasti mini).</p></li></ul></li></ul>
      
      
     <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br /> 
      
      
      
      <p style="text-align: left;"><br /></p><h2 data-end="3832" data-start="3794">Tips Agar Pengalaman Lebih Berkesan</h2><p>
</p><ol data-end="4190" data-start="3834">
<li data-end="3932" data-start="3834">
<p data-end="3932" data-start="3837"><strong data-end="3858" data-start="3837">Datang Lebih Awal</strong>: cuaca Lombok bisa panas, pagi hingga jelang siang adalah waktu nyaman.</p>
</li>
<li data-end="4007" data-start="3933">
<p data-end="4007" data-start="3936"><strong data-end="3959" data-start="3936">Gunakan Audio Guide</strong>: penjelasan mendetail meningkatkan pemahaman.</p>
</li>
<li data-end="4092" data-start="4008">
<p data-end="4092" data-start="4011"><strong data-end="4035" data-start="4011">Ikut Program Edukasi</strong>: sering ada tur berbahasa Inggris untuk pelajar asing.</p>
</li>
<li data-end="4190" data-start="4093">
<p data-end="4190" data-start="4096"><strong data-end="4123" data-start="4096">Jelajahi Souvenir Lokal</strong>: dukung pengrajin NTB dengan membeli tenun dan kerajinan tangan.</p></li></ol><p style="text-align: left;"><br /></p>
      
      
     <br /><center><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4844685362339363"></script>

<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-4844685362339363" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7705824302" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></center><br />
      
      
      
    <p style="text-align: left;"><br /></p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBkLLa9B_HTNOrH578d3B6_iu58GtZgSJ-g5ldpAV4Ktu6FSdixUdNHv60jOZn4trJvT9rMxwkAaI-VHxwei4vjynoPI78YblbVVIFb8y5CZ5IS5974LswbncAtAyb_O6hfsun0woafWg/s1600/museum+ntb+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="358" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBkLLa9B_HTNOrH578d3B6_iu58GtZgSJ-g5ldpAV4Ktu6FSdixUdNHv60jOZn4trJvT9rMxwkAaI-VHxwei4vjynoPI78YblbVVIFb8y5CZ5IS5974LswbncAtAyb_O6hfsun0woafWg/s640/museum+ntb+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Koleksi Museum Negeri NTB (sumber : Okezone.com)</i></td></tr>
</tbody></table>
</o:p></div>
<p style="text-align: left;"><br /></p><p>Mengunjungi Museum Negeri NTB adalah cara tepat menggali khazanah budaya provinsi, dari sejarah geologi hingga tradisi mistis. </p><p><br /></p><p>Baik pelajar, peneliti, maupun wisatawan, akan menemukan wawasan baru tentang peradaban di ujung timur Pulau Jawa ini – bukti nyata bahwa museum bukan sekadar bangunan tua, melainkan jembatan ke masa lalu yang hidup.</p><p style="text-align: left;"><br /></p><div class="MsoNormal"><div class="MsoNormal"><b>MUSEUM NEGERI NUSA TENGGARA BARAT</b></div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Jl. Panji Tilar Negara No. 6 Mataram, Lombok, NTB.</div><div class="MsoNormal">Telepon 0370 632159</div></div>
</div>

Museum Negeri NTB - Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat sebuah tempat yang menyimpan lengkap benda-benda bersejarah peninggala...

Namanya Museum Nasional Tapi Lebih Populer Sebagai Museum Gajah

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Jakarta dikenal memiliki banyak museum yang menarik dan edukatif. Salah satunya adalah <b>Museum Nasional</b>, yang merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Meski berdiri di tengah pusat Jakarta, sebagian besar warga Ibu Kota mungkin belum pernah mengunjungi museum ini.<br />
<br />
<b>Museum Nasional</b> atau disebut juga Museum Gajah di Jl Medan Merdeka Barat No 12, Jakarta Pusat. Museum tersebut berdiri tahun 1778 dan diresmikan tahun 1868, dikenal sebagai museum pertama di Asia Tenggara. Museum ini memiliki berbagai koleksi benda terkait budaya dan sejarah bangsa Indonesia. <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI4PSPL2qv8pqYP7xBhRrHDSN17bNcRkHKlsRaj2rbs9Uv-j2JkiXq30oMeVUJoim7s5kmRymX0Czh8NOZobkScuj_ZXhz45S3TXFnSK5LNfMQucaxb6YcX92nVuqz2Ah7zyUZ9105SU4/s1600/museum+nasional.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Nasional atau Museum Gajah di Jakarta." border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI4PSPL2qv8pqYP7xBhRrHDSN17bNcRkHKlsRaj2rbs9Uv-j2JkiXq30oMeVUJoim7s5kmRymX0Czh8NOZobkScuj_ZXhz45S3TXFnSK5LNfMQucaxb6YcX92nVuqz2Ah7zyUZ9105SU4/s640/museum+nasional.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Halaman depan Museum Nasional dengan patung gajahnya (sumber : Sindonews.com)</i></td></tr>
</tbody></table>
Di bagian luar museum terdapat patung gajah dan instalasi seni yang sering jadi tempat berfoto selfi.<br />
<div class="MsoNormal">
Keberadaan patung gajah di depan museum ini yang membuat masyarakat Indonesia lebih mengenal Museum Nasional sebagai
Museum Gajah. Patung gajah tersebut memang sudah ada terlebih dahulu berdiri dibandingkan tulisan Museum Nasional, sehingga akhirnya populer sebagai trade mark museum tersebut.<br />
<br />
Cerita asal-usul patung gajah tersebut terjadi pada tahun 1871. Saat itu Raja Chulalongkorn atau Rama V dari Thailand pernah
berkunjung ke Museum Nasional dan menghadiahkan sebuah patung gajah perunggu.
Kemudian patung gajah itu kemudian dipajang di depan halaman museum, jadi mungkin orang
lebih mudah menyebutnya Museum Gajah seperti itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Sejarah Museum Nasional</b></div>
<div class="MsoNormal">
Awal mula berdirinya Museum Nasional dimulai dengan
berdirinya suatu perkumpulan bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen (BG) didirikan oleh Pemerintah Belanda pada 24 April 1778.<br />
<br />
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga
independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni
dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika,
arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hash
penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan "Ten Nutte van het
Algemeen" (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).<br />
<br />
Salah seorang pendiri lembaga Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen (BG), yaitu JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya
di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Selain itu ia
juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna. Sumbangan
Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan Gubernur Sir
Thomas Stamford Raffles menjadi Direktur perkumpulan ini. Oleh karena rumah di
Kalibesar sudah penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung
baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society
(dulu disebut gedung "Societeit de Harmonie"). Bangunan ini
berlokasi di Jalan Majapahit Nomor 3, Jakarta Pusat. Sekarang di tempat ini
berdiri kompleks Gedung Sekretariat Negara, di dekat Istana kepresidenan.<br />
<br />
Jumlah koleksi milik BG terus meningkat hingga museum di Jalan Majapahit tidak
dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, Pemerintah Hindia-Belanda
memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru di lokasi yang sekarang,
yaitu Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 (dulu disebut Koningsplein West).<br />
<br />
Tanahnya meliputi area yang kemudian di atasnya dibangun gedung Rechst
Hogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum (pernah dipakai untuk markas Kenpetai di
masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen Pertahanan dan Keamanan).
Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1868.<br />
<br />
Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar "koninklijk" karena
jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya menjadi
Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Pada 26
Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia.<br />
<br />
Perubahan ini disesuaikan dengan kondisi waktu itu, sebagaimana tercermin dalam
semboyan barunya, "memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk
meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri
sekitarnya".<br />
<br />
Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada 17 September
1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada
pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat.<br />
<br />
Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya
menjadi Museum Nasional.<br />
<br />
Kini Museum Nasional bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Museum Nasional mempunai visi yang mengacu kepada visi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yaitu terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya
dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban
dan kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan
persahabatan antar bangsa.</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><b>Koleksi Museum Nasional</b></o:p></div>
Museum Nasional Indonesia memiliki dua gedung yaitu Gedung A dan Gedung B, dengan ruangan pameran 4 lantai ini menyimpan sekitar 141.000 koleksi. Koleksi-koleksi itu meliputi 7 jenis koleksi, yaitu benda prasejarah, arkeologi, keramik, numismtik-heraldik, sejarah, etnografi, dan geografi. Termasuk ratusan bahkan ribuan patung-patung mulai patung Ganesha dan lain-lain.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1VZp1EkvAgDa-q6FUJzUZurAkjqvOONn5jxKqpWw4WTB_p1n80d71RKPlJoJlD6pWzySLlkKV405U3s2eUIvLbOXJgG3W0C-ScxLtCbmNGutl8CO1Wf-PNKKdJCSyajK42C7GyIMf5-s/s1600/museum+nasional+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Gajah Jakarta" border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1VZp1EkvAgDa-q6FUJzUZurAkjqvOONn5jxKqpWw4WTB_p1n80d71RKPlJoJlD6pWzySLlkKV405U3s2eUIvLbOXJgG3W0C-ScxLtCbmNGutl8CO1Wf-PNKKdJCSyajK42C7GyIMf5-s/s400/museum+nasional+2.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Patung Ganesha di Museum Nasional (sumber : Tempo.co)</i></td></tr>
</tbody></table>
Ruangan Museum Nasional tampak modern dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Berkeliling museum pun jadi lebih nyaman karena setiap koleksi yang dipajang diberi keterangan.<br />
<br />
Gedung A hanya ada di lantai bawah yang memiliki enam koleksi di enam ruangan berbeda yang bisa kita telusuri lebih dalam ketika sudah berkeliling. <br />
<br />
Salah satunya pengunjung bisa melihat peta suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke, serta berbagai koleksi benda khas rakyat Indonesia seperti boneka Sigale-gale, tombak, serta kerajinan lainnya. Ada juga pameran lukisan yang sayang untuk dilewatkan.<br />
<br />
Pada salah satu sudut lantai 1, ada layar sentuh yang memuat berbagai informasi lengkap tentang sejarah dan kebudayaan tanah air. Caranya tinggal di klik saja sesuai informasi apa yang ingin diketahui.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBg8FlDp6HnCjqcUC5h4lpgRuZXTSr4igq4RdejUBIV3CE4R63xYBK_SvTd_vkAHPXD0jRLk2yOnGH20lkllcdS01eSBT4Y-h-_ABEfZFMIqiRHNRRUpEBoTtfpB934aXTgCVg1QWdRfM/s1600/museum+nasional+1.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="291" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBg8FlDp6HnCjqcUC5h4lpgRuZXTSr4igq4RdejUBIV3CE4R63xYBK_SvTd_vkAHPXD0jRLk2yOnGH20lkllcdS01eSBT4Y-h-_ABEfZFMIqiRHNRRUpEBoTtfpB934aXTgCVg1QWdRfM/s400/museum+nasional+1.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: 12.8px;">Gamelan dan miniatur rumah adat (sumber : </span><a href="http://www.kompasiana.com/gneoga/mengintip-koleksi-museum-gajah_55284e006ea83456458b4571" rel="nofollow" style="font-size: 12.8px;" target="_blank">Kompasiana.com</a><span style="font-size: 12.8px;">)</span></i></td></tr>
</tbody></table>
Sekarang beralih ke Gedung B atau yang disebut Gedung Arca yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono pada 20 Juni 2007. Memasuki gedung B ini terlihat lebih modern dari Gedung A, sangat memanjakan mata dengan berbagai macam koleksi yang ditampilkan. <br />
<br />
Gedung B terdiri dari empat lantai dari tujuh lantai yang dikhususkan untuk memajang ribuan koleksi yang dikelompokkan menjadi berbagai unsur budaya yang dipadu dengan dimensi bentuk, waktu, dan ruang.<br />
<br />
Lantai pertama Gedung B berisi koleksi mengenai manusia dan lingkungan. Lantai dua berisi berbagai koleksi budaya yang mengerucut pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi. <br />
Di Lantai tiga pengunjung akan disuguhi koleksi-koleksi mengenai kehidupan masyarakat dalam berorganisasi. Lantai empat atau lantai terakhir merupakan koleksi khasanah emas dan keramik. <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0vTF5N6BZFWO9aV1l3NX5LiuuxH-zZWXAt02YiXf8aQXSV-PLQaViCToW46lkKi9tW9DgSk6qLgyu6pPHPbtsUAJPDJAK8SwGzaBWWTFFc8Aa2Srbi75yHi7MTlIvDBH847dIX4wSpWg/s1600/museum+nasional+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Taman Arca Museum Nasional." border="0" height="297" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0vTF5N6BZFWO9aV1l3NX5LiuuxH-zZWXAt02YiXf8aQXSV-PLQaViCToW46lkKi9tW9DgSk6qLgyu6pPHPbtsUAJPDJAK8SwGzaBWWTFFc8Aa2Srbi75yHi7MTlIvDBH847dIX4wSpWg/s640/museum+nasional+3.JPG" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Taman Arca di Museum Nasional (sumber : Littlestepsasia.com)</i></td></tr>
</tbody></table>
Untuk menjelajah museum yang memiliki luas lahan 26.000 meter persegi ini maka Anda harus memiliki waktu cukup. Setidaknya dibutuhkan kurang lebih 3 jam untuk menjelajahi seluruh koleksi ruangan. Namun Anda akan merasa puas karena dapat melihat dan belajar sejarah jutaan tahun yang lalu.<br />
<br />
<b>Cara Menuju Museum Nasional </b><br />
Untuk menuju lokasi Museum Nasional, pengunjung bisa naik bus TransJakarta dan turun di halte Monumen Nasional (Monas), selanjutnya cukup berjalan kaki sampai museum yang sudah terlihat di seberang halte. Jika naik taksi atau bajaj bisa turun di depan museum. <br />
<br />
<br />
<br />
<b>MUSEUM NASIONAL ATAU MUSEUM GAJAH</b><br />
Jl. Medan Merdeka Barat No. 12, Jakarta Pusat<br />
Telepon 021 3868172<br />
<br />
<b>Jam Operasional</b><br />
Museum Nasional buka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional. <br />
Untuk hari kerja Selasa-Kamis, jam buka pada pukul 08.00-16.00 WIB, untuk hari Jumat sama namun terpotong pada pukul 11.30-13.00 WIB untuk sholat jumat.<br />
Sementara untuk Sabtu dan Minggu, jam bukanya lebih lama, yaitu mulai pukul 08.00-17.00 WIB. <br />
Namun perlu perhatian pada hari Senin dan hari libur nasional museum tutup.<br />
<br />
<b>Tiket Masuk</b><br />
Bagi anda yang ingin berkunjung ke museum Nasional tiket masuknya cukup terjangkau, yaitu hanya  membayar tiket masuk Rp 10.000 untuk dewasa dan anak-anak Rp 3.000. <br />
Tapi jika pengunjung datang dengan rombongan minimal 20 orang akan diberikan potongan harga.<br />
Begitu juga jika Anda datang membawa teman turis luar negeri maka biaya yang dikenakan Rp10.000 baik anak-anak atau dewasa.</div>

Jakarta dikenal memiliki banyak museum yang menarik dan edukatif. Salah satunya adalah Museum Nasional , yang merupakan museum pertama dan ...

Museum Gedong Kirtya Kabupaten Buleleng, Bali

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Berwisata ke Buleleng, jangan hanya menyambangi Pantai Lovina, sempatkan juga mampir ke <b>Museum Gedong Kirtya</b>, merupakan satu-satunya museum lontar yang menyimpan warisan leluhur secara turun temurun di Bali. Disini Anda akan melihat naskah–naskah dalam bentuk lontar kuno atau Pustaka Lontar tersimpan baik.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6n0zcdkCkm4v45SUIls6xBtT_UaGL86OOgo7ZmCeW2Wjddhk1-uijUa_LcRUJ68vAL4hq6S58Q0kSpNTFs9fplac3u0C_ZvDV44aW0hJtoxGjYIYzllSAeHPApN67ujYLDSeDhUw4mPg/s1600/museum+lontar+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Gedong Kirtya Buleleng." border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6n0zcdkCkm4v45SUIls6xBtT_UaGL86OOgo7ZmCeW2Wjddhk1-uijUa_LcRUJ68vAL4hq6S58Q0kSpNTFs9fplac3u0C_ZvDV44aW0hJtoxGjYIYzllSAeHPApN67ujYLDSeDhUw4mPg/s400/museum+lontar+3.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tampak depan Museum Gedong Kritya (sumber : Kompas.com)</td></tr>
</tbody></table>
<b>Museum Gedong Kirtya</b> yang sebelumnya dikenal dengan nama "Kirtya Liefrinck Van der Tuuk" ini dibangun okeh cendekiawan asal Belanda. Museum ini memiliki luas lahan sekitar 300 meter persegi, berdiri pada tanggal 2 Juni 1928 dan mulai dibuka untuk umum pada tanggal 14 September 1928.<br />
<br />
<b>Museum Gedong Kirtya</b> berada di kawasan perkotaan, tepatnya Jalan Veteran No. 20, Singaraja, tidak jauh dari Kantor Bupati Buleleng berada.<br />
<br />
Jika Anda datang dari Pantai Lovina, hanya berjarak 10 kilometer ke arah timur. Dari luar akan nampak bangunan arsitektur kuno. Sekilas, seperti bangunan tak berpenghuni, padahal di dalamnya terdapat ribuan koleksi lontar yang tersimpan rapi dalam kotak yang disebut <i>keropak</i> yang panjangnya sekitar 60 centimeter.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVreWsCYykTdftMSriiWKWGySG6_EOpcRU_O77mSgBXa9w7AIVtcE2SNsINbf1eOsbAI44frEP-Zvo0xOK4Tyspbijh2ClNBJFjLUKL__DA496h184gT_FeMpIYquzZnGrCNBwCoFRqD0/s1600/museum+lontar+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Keropak di Museum Gedong Kirtya." border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVreWsCYykTdftMSriiWKWGySG6_EOpcRU_O77mSgBXa9w7AIVtcE2SNsINbf1eOsbAI44frEP-Zvo0xOK4Tyspbijh2ClNBJFjLUKL__DA496h184gT_FeMpIYquzZnGrCNBwCoFRqD0/s400/museum+lontar+1.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Keropak tempat menyimpan lontar (sumber : Balebengong.net)</td></tr>
</tbody></table>
Semua koleksi tersusun rapi berdasarkan kelompok atau klasifikasi. Barisan paling atas Lontar Sasak, isinya tentang budaya Sasak. Kemudian Matrastawa (mantra/puja/weda), Niticastra (etik), Wariga (astronomi dan astrologi), Tutur (petuah), Usadha (pengobatan tradisional), Geguritan (kidung), Babad Pamancangah (sejarah), Satua (cerita rakyat). Semua lontar berbahasa Jawa kuno dan Sansekerta. Cuma, dalam Lontar Satua hanya menggunakan bahasa Bali.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7LP6Vtk8zT-xXOHB3M90dALUaXKFNHYsIBk4hlYFeK8141VdIDBoA_12ceD7SQKRb4pVipmXHrsRMwDu_N8tvqLu-UHqfZNUJ-8vgA0w9IWEVCv2hxDdR-umDPvrClM38DTDDEFsZ2bU/s1600/museum+lontar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museumpedia.blogspot.com" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7LP6Vtk8zT-xXOHB3M90dALUaXKFNHYsIBk4hlYFeK8141VdIDBoA_12ceD7SQKRb4pVipmXHrsRMwDu_N8tvqLu-UHqfZNUJ-8vgA0w9IWEVCv2hxDdR-umDPvrClM38DTDDEFsZ2bU/s400/museum+lontar.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Salah satu ruang museum (sumber : Kompas.com)</i></td></tr>
</tbody></table>
<b>Museum Gedong Kirtya</b> memiliki 1.757 koleksi lontar bernilai sejarah berasal dari berbagai daerah di Pulau Dewata yang sangat diminati kalangan wisatawan domestik dan mancanegara.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9bZ4BgdncaA141CWTd9ILqqIhDhB7BhzZi7HONFZ2JhL-G4AovFmXpjCDNABGPPAdaKwxYJJBPqMBNqhS3kVr7Wrh8x0ybD42CiA00MxLuYGsGdiK9d8f_7GQihfzqAMk206SoXv6wjI/s1600/museum+lontar+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Lontar di museum Gedong Kirtya." border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9bZ4BgdncaA141CWTd9ILqqIhDhB7BhzZi7HONFZ2JhL-G4AovFmXpjCDNABGPPAdaKwxYJJBPqMBNqhS3kVr7Wrh8x0ybD42CiA00MxLuYGsGdiK9d8f_7GQihfzqAMk206SoXv6wjI/s400/museum+lontar+2.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Lontar koleksi Museum Gedong Kritya (sumber : Balebengong.net)</i></td></tr>
</tbody></table>
Selain lontar asli, museum teks tertua di Pulau Dewata itu juga memiliki salinan lontar sebanyak 4.867 buah dan dari jumlah itu yang belum disalin mencapai 3.110 buah, sampai pada 2015.<br />
<br />
Museum lontar ini terdiri dari lima bangunan. Setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing.  <br />
- Ruang 1 menyimpan lontar atau buku tua; <br />
- Ruang 2 tempat salinan lontar; <br />
- Ruang 3 tempat administrasi; <br />
- Ruang 4 sebagai tempat pameran;<br />
- Ruang 5 sebagai tempat oerbaikan lontar.<br />
<br />
Pada umumnya pengunjung maupun peneliti yang berkunjung lebih tertarik melihat lontarnya daripada salinannya. Kebanyakan wisatawan asing yang datang berasal dari negara Belanda. Pertanyaan tentang isi dan tahun pembuatan lontar sering ditanyakan, karena di sini semua lontar diberi judul menggunakan bahasa Bali.<br />
<br />
Pengunjung pun bebas melihat semua bentuk lontar. Petugas memberi sambutan kepada setiap pengunjung yang datang, baik lokal maupun domestik. Wisatawan diperlihatkan bentuk lontar dan diceritakan dari isi tersebut yang tertulis dalam bahasa Sansekerta. Di sini ada petugas yang khusus mendampingi wisatawan asing untuk menerjemahkan lontar dalam bahasa Inggris.<br />
<br />
Setiap tahun <i>Museum Gedong Kirtya</i> juga menerbitkan buku-buku dari kumpulan lontar. Beberapa lontar yang disalin menjadi buku seperti usada, pawecakan banten dalam upacara-upacara, dari salinan itu menjadi buku tentang banten.<br />
<br />
Keinginan pengelola museum untuk memiliki ruangan kedap suara dan kedap udara sebagai tempat penyimpan lontar masih belum dapat terpenuhi, karena faktor terbatasnya anggaran. Padahal ruangan ini diperlukan agar lontar yang tersimpan tidak mudah rusak karena keteraturan suhu.<br />
<br />
<br />
<b>Alamat Museum Gedong Kirtya </b><br />
Jl. Veteran No. 20, Buleleng, Singaraja, Bali<br />
Telp. 22645<br />
<b>  Jam Buka</b><br />
- Senin-Kamis pk. 08.00-16.00<br />
- Jumat 08.00-13.00<br />
- Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional tutup.<br />
<br />
<b>Tiket Masuk</b><br />
Gratis</div>

Berwisata ke Buleleng, jangan hanya menyambangi Pantai Lovina, sempatkan juga mampir ke Museum Gedong Kirtya , merupakan satu-satunya museu...

Museum Abad Kejayaan Sabang Resmi Dioperasikan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Museum Abad Kejayaan Sabang</b> hadir di Pulau Weh Kota Sabang. Museum yang terletak di Jalan O Surapati, Gampong Kuta Ateuh, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, ini diresmikan operasionalnya oleh Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) Ir Fauzi Husen, pada 2 Desember 2015.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGq8IwJdDJECeyAXWkjQGroXZeHrx3CGffvhgh7LH8mxH5y5NoLPAkHKtKE4laNk8jvIBWb348jN9YMxcSQpxp6Db9HO3icjVBjV0Li9aye36LAGKlv4kTEm_tsR3up7A_FR_RTRhHEK4/s1600/museum+kejayaan+subang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Abad Kejayaan Subang." border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGq8IwJdDJECeyAXWkjQGroXZeHrx3CGffvhgh7LH8mxH5y5NoLPAkHKtKE4laNk8jvIBWb348jN9YMxcSQpxp6Db9HO3icjVBjV0Li9aye36LAGKlv4kTEm_tsR3up7A_FR_RTRhHEK4/s400/museum+kejayaan+subang.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Gedung Museum Kejayaan Subang (sumber : Rri.co.id)</i></td></tr>
</tbody></table>
Museum Abad Kejayaan Sabang menempati salah satu bangunan peninggalan penjajahan Belanda di Kota Sabang. Didalamnya menyajikan informasi dan pengetahuan tentang sejarah kejayaan Sabang tempo dulu, sehingga apa yang ditampilkan merupakan kilas balik Abad Kejayaan Sabang.<br />
<br />
Sebagai museum yang masih baru, pihak pengelola museum mengharapkan dukungan berbagai pihak termasuk kolektor untuk memberikan saran dan pendapat serta sumbanganya dalam bentuk, dokumentasi, benda antik atau lainnya yang berhubungan dengan historis masa kejayaan Sabang saat dikenal dengan nama Kolen Station (1881-1942).<br />
<br />
Karena itu BPKS terus berusaha melengkapi koleksi Museum Sabang ini, antara lain berupa pembangunan theater, yang berdiri persis disebelah bangunan utama museum, yang diharapkan nantinya akan memutar film-film dokumenter tentang Sabang masa lalu.<br />
<br />
Secara historis Pelabuhan Sabang pertama sekali dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1881 dengan kegiatan utamanya pengisian air dan batubara ke kapal yang disebut "Kolen Station".<br />
<br />
Pelabuhan ini dikelola oleh Firma De Lange yang diberi kewenangan untuk membangun berbagai fasilitas pelabuhan pada tahun 1887. Operasional pelabuhan dilaksanakan oleh Maatschaapij Zeehaven en Kolen Station, yang kemudian dikenal dengan nama Sabang Maatsscappij tahun 1895.<br />
<br />
Kemudian, pada era zaman Belanda, Pelabuhan Sabang telah berperan sangat penting sebagai pelabuhan alam untuk pelayaran internasional terutama dalam mendukung perdagangan komoditi hasil alam Aceh yang diekspor ke negara-negara Eropa.<br />
<br />
Kejayaan VrijHaven Sabang ini berakhir pada saat Perang Dunia ke-2 dimana Jepang menguasai Asia Timur Raya tahun 1942 dan mengalami kehancuran fisik sehingga Sabang sebagai pelabuhan bebas ditutup.<br />
<br />
Dengan berdirinya <b>Museum Kejayaan Subang</b> diharapkan generasi-generasi sekarang dapat mengingat kembali bagaimana kejayaan masa lalu dan bermanfaat tidak hanya sebagai destinasi wisata baru, tapi juga dapat dijadikan sarana edukasi dan motivasi bagi generasi berikutnya.</div>

Museum Abad Kejayaan Sabang hadir di Pulau Weh Kota Sabang. Museum yang terletak di Jalan O Surapati, Gampong Kuta Ateuh, Kecamatan Sukaka...

Museum Sang Nila Utama Pekanbaru Punya Koleksi Pertambangan Chevron

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Museum Sang Nila Utama Pekanbaru</b> - Salah satu museum di Pekanbaru yang memiliki ribuan koleksi benda-benda sejarah adalah museum daerah <i>Sang Nila Utama</i>. Museum yang diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 9 Juli 1994 ini, berada di Jalan Jenderal Sudirman nomor 194 Pekanbaru.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvCB2eXNCZPREtKZ5eEAmwplCGrQRYgY2yiiM7tkUGYZD4izX7uHtwdyFln8BvvFjouH7HvFjli1b10s_uXzIX7kEhwCQbeXNdahr82cqM-4emR3nSE51O5d_YFaPnNIUotdMkKNl6E80/s1600/sang+nila+utama+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Museum Sang Nila Utama Pekanbaru." border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvCB2eXNCZPREtKZ5eEAmwplCGrQRYgY2yiiM7tkUGYZD4izX7uHtwdyFln8BvvFjouH7HvFjli1b10s_uXzIX7kEhwCQbeXNdahr82cqM-4emR3nSE51O5d_YFaPnNIUotdMkKNl6E80/s400/sang+nila+utama+1.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Tampak depan museum Sang Nila Utama (sumber : Museumku.wordpress.com)</i></td></tr>
</tbody></table>
Pada awalnya museum ini dikenal dengan nama Museum Negeri Provinsi Riau, yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 9 Januari 1991. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian direvisi dengan UU No. 32 tahun 2001 tentang Pemerintahan Daerah, maka museum ini berganti menjadi Museum Daerah. Dan atas inisiatif kepala museum waktu itu, museum ini diberi nama <i>Sang Nila Utama</i> yang merupakan seorang raya yang berkuasa sekitar abad ke-13 di Pulau Bintan.<br />
<br />
<b>Museum Sang Nila Utama</b> memiliki ruang pameran tetap seluas 1.123 m2 dengan bentuk arsitektur Tradisional Riau dan terdiri dari dua lantai.<br />
<br />
Selain ruang pameran tetap yang menjadi pusat kunjungan masyarakat, museum juga memiliki fasilitas lain yang berfungsi penunjang.<br />
<br />
Fasilitas tersebut antara lain taman yang dilengkapi sarana bermain, gedung auditorium yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum, perpustakaan dan lain-lain.<br />
<h3>
<b>Koleksi Museum Sang Nila Utama</b></h3>
<b>Museum Sang Nila</b> Utama memiliki koleksi lebih dari 1500 buah. Berbagai koleksi ini diklasifikasi menjadi sepuluh jenis, yatu Geologika/geografika, Biologika, Etnografika, Arkeologi, Historika, Numismatika dan Heraldika, Fisiologika, Keramologika, Senirupa dan Teknologi/modern.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigvBaVS7Qx-WDibGoV-F8Vqb2CnUMlHO_4TIbKXodivWJU_1zEK31qOfhPo3-x_yuCIQSpoh8-nFwj8hwXM9JTNhGdQDYWSHITsiVJqRcgaP6qGpbX2iz0aG7_5OqiEcMltIZAMu8nH78/s1600/sang+nila+utama.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigvBaVS7Qx-WDibGoV-F8Vqb2CnUMlHO_4TIbKXodivWJU_1zEK31qOfhPo3-x_yuCIQSpoh8-nFwj8hwXM9JTNhGdQDYWSHITsiVJqRcgaP6qGpbX2iz0aG7_5OqiEcMltIZAMu8nH78/s400/sang+nila+utama.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Salah satu sudut museum Sang Nila Utama (sumber : Tribunnews.com) </i></td></tr>
</tbody></table>
Dari semua koleksi tersebut, yang paling menjadi andalan adalah batu siput yang memiliki berat 1 ton ditemukan di Koto Kampar.<br />
<br />
Selain benda-benda bersejarah, di museum ini juga terdapat berbagai miniatur seperti miniatur rumah melayu dengan bentuk Dapur Bubung Panjang yang disebut Gajah Menyusu. Ada juga miniatur candi muara takus, istana Siak, Mesjid Raya Pulau Penyengat, Istana Pulau penyengat dan lain-lain. <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcxHf9STbwQwPfRaF70alxsXoLuL2BYYigPRdlwjGPheelmboh0yF_kPOYD-_UM9ftV9wdFsl7HLgfdqZ5Pttqhxqt_xI9qwHnR1HzGnaeND-9gx7SBTPLnUtkwOcJ2B5oi9f_sF7zhok/s1600/sang+nila+utama+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcxHf9STbwQwPfRaF70alxsXoLuL2BYYigPRdlwjGPheelmboh0yF_kPOYD-_UM9ftV9wdFsl7HLgfdqZ5Pttqhxqt_xI9qwHnR1HzGnaeND-9gx7SBTPLnUtkwOcJ2B5oi9f_sF7zhok/s400/sang+nila+utama+2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Koleksi miniatur (sumber : Tribunnews.com)</i></td></tr>
</tbody></table>
Satu hal yang jarang ditemukan di museum lainnya, di museum Sang Nila Utama juga terdapat koleksi pertambangan minyak bumi Chevron. Hal ini karena Provinsi Riau adalah salah satu Provinsi yang menghasilkan minyak bumi terbesar di Indonesia.<br />
<br />
Koleksi peralatan dan barang-barang tambang seperti mata bor, replika pompa ayun, batuan pembentuk minyak bumi, dan crude oil atau minyak mentah menjadi koleksi paling unik di museum Sang Nila Utama di Pekanbaru.<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<b>Alamat Museum Sang Nila Utama<br />
</b><br />
Jalan Jend. Sudirman No. 194<br />
Pekanbaru 28282<br />
Telp/Faks: (0761)33466, 40195<br />
<br />
<b><o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Tiket Masuk<br />
</b><br />
Gratis</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<b>
Jam Kunjung<br />
</b><br />
Senin—Minggu: Pukul 08.00-15.00 WIB</div>
</div>

Museum Sang Nila Utama Pekanbaru - Salah satu museum di Pekanbaru yang memiliki ribuan koleksi benda-benda sejarah adalah museum daerah Sa...

Museum 10 November Surabaya

Koleksi Museum 10 November - Surabaya dikenal dengan sebutan Kota Pahlawan. Hal ini tidak terlepas dari aksi heroik para pemudanya yang gig...